Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kibarkan Sayap Diplomatik, Taiwan Siap Dirikan Kantor Perwakilan Di Somaliland

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 01 Juli 2020, 19:36 WIB
Kibarkan Sayap Diplomatik, Taiwan Siap Dirikan Kantor Perwakilan Di Somaliland
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengumumkan pada konferensi pers pada hari Rabu (1/7) bahwa Taiwan dan Somaliland telah menandatangani perjanjian untuk mendirikan kantor perwakilan di wilayah masing-masing/Net
rmol news logo Taiwan semakin mengibarkan sayap diplomatiknya. Pekan ini, Taiwan dan negara sempalan Somalia, yakni Somaliland mengumumkan bahwa kedua negara akan mendirikan kantor perwalikan di ibukota masing-masing.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengumumkan kabar tersebut pada Rabu (1/7).

Rencana tersebut sebenarnya telah muncul sejak Februari lalu. Pada saat itu Taiwan menandatangani perjanjian dengan Somaliland yang berlokasi strategis di Tanduk Afrika, menghadap ke Yaman. Namun baru diumumkan pada pekan ini.

Wu mengatakan, kontak Taiwan dengan Somaliland telah dijalin sejak 2009 lalu.

Dia menjelaskan, delapan negara dan badan internasional lainnya telah memiliki kantor perwakilan di Somaliland. Namun tidak ada China di antaranya.

"Saya pikir apa yang kita lakukan tidak jauh berbeda dari negara lain," kata Wu, seraya menambahkan bahwa Somaliland telah menyatakan kemerdekaan pada tahun 1991 dan mengadakan tiga kali pemilihan presiden.

"Mereka telah diakui oleh banyak negara sebagai negara yang sangat bebas dan demokratis di Afrika," tambahnya.

Wu menekankan bahwa pada dasarnya, Somaliland adalah negara merdeka.

Diketahui bahwa Taiwan sejauh ini memiliki hubungan diplomatik yang resmi dengan 15 negara di dunia. Hal itu terjadi karena bagi Taiwan, bukan hal mudah untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain, mengingat adanya tekanan dari China.

Negeri tirai bambu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menilai bahwa Taiwan tidak memiliki hak untuk menjalin hubungan antar negara.

Karena itulah China tidak jarang menggunakan kekuatannya untuk menekan atau mengagalkan upaya diplomatik Taiwan yang mencari pengakuan internasional.

Namun bukan Taiwan namanya jika tanpa semangat untuk bergerak maju.

"Kami tidak akan berhenti melakukan apa yang seharusnya kami lakukan karena tekanan China," tegas Wu, seperti dikabarkan Reuters.

Wu tidak menjelaskan lebih lanjut soal adakah bantuan atau tawaran yang diberikan Taiwan kepada Somaliland terkait hubungan diplomatik yang baru dibangun itu.

Namun Wu hanya menyebut bahwa Somaliland adalah negara yang kaya akan sumber daya energi dan daerah penangkapan ikan.

Di Afrika sendiri, hingga saat ini hanya negara eSwatini yang mempertahankan hubungan diplomatik penuh dengan Taiwan.

Bukan tanpa alasan, pasalnya China telah menjadi pemain ekonomi utama di kawasan Afrika dalam beberapa tahun terakhir. China tidak segan menggelontorkan dana miliaran dolar AS dalam bentuk pinjaman atau bantuan kepada negara-negara di Afrika.

Sejumlah pakar kerap menyebut apa yang dilakukan China itu adalah bentuk "diplomasi utang". Namun China membantah hal tersebut.

Sementara itu, tidak jauh dari Somaliland, pengaruh kuat China kental terasa. China menjalankan pangkalan militer luar negeri pertamanya di Djibouti.

Pasukan militer internasional, termasuk dari China, juga kerap berpatroli di perairan sekitar Somalia dengan misi anti-pembajakan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA