Hal tersebut mendasari KBRI Quito mengadakan webinar bertema 'Melindungi Diri Dari Kejahatan Internet' untuk meningkatkan kewaspadaan dari kejahatan internet, 27 Juni waktu setempat.
"Kemudahan yang diberikan internet memudahkan kita untuk berhubungan dengan orang lain di daerah yang jauh. Namun di balik kemudahan tersebut, terdapat risiko berbahaya yang dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan aksi penipuan atau kejahatan lain," kata Dubes Quito, Diennaryati Tjokrosuprihatono dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (1/7).
Di acara yang sama, Kepala Pusat Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri, Agus Trenggono mengatakan, pengguna internet harus bisa menyeimbangkan keamanan dan kenyamanan agar kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan dengan baik.
Dalam mengamankan diri dari kejahatan virtual melalui internet, jelasnya, pengguna adalah kunci utama, bukan teknologinya.
"Kita harus selalu waspada dan bersikap bijak dalam menggunakanya. Seringkali kita lalai dalam mengamankan diri sendiri seperti karena takut lupa. Kita menuliskan password di tempat yang mudah dibaca orang atau memposting data sifatnya terlalu pribadi di sosial media," urainya.
Ia melanjutkan, prinsip dasar yang perlu ditanamkan adalah berfikir secara matang sebelum memposting sesuatu di internet tanpa mengetahui sumber beritanya. Gunakan logika dasar sebagai pertimbangan sebelum mengambil keputusan.
"Jika terjadi kejahatan siber, maka kita harus segera melaporkan kepada pihak yang berwajib," tekannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: