Polisi mengatakan, obat-obatan bernilai sekitar satu miliar euro atau setara 1,12 miliar dolar AS itu disembunyikan di dalam wadah berisi barang-barang industri, yang kemudian akan diedarkan di pasar Eropa untuk membiayai terorisme.
“Kami tahu ISIS mendanai kegiatan terorisnya dari penjualan narkoba yang dibuat di Suriah, yang dalam beberapa tahun terakhir jadi produsen amphetamines terbesar dunia," ujar polisi, dikutip dari
NST, Rabu (1/7).
Menurut keterangan pihak berwajib tiga kontainer yang dicurigai telah tiba di pelabuhan Salerno, tepat di sebelah selatan Napoli. Kontainer itu berisi gulungan kertas silinder besar yang biasa digunakan untuk keperluan industri, yang setelah dibongkar isinya ternyata jutaan tablet barang haram yang siap diedarkan.
“Ini adalah penyitaan amfetamin terbesar di dunia,†kata polisi.
“Captagon adalah sebuah merek obat yang awalnya digunakan untuk keperluan medis tetapi versi illegal dari obat ini telah dijuluki ‘Obat Jihad’, setelah banyak digunakan oleh pejuang IS dalam pertempuran†kata polisi.
Mengutip US Drug Enforcement Administration (DEA), kepolisian Napoli mengatakan ISIS memanfaatkannya secara luas di semua wilayah yang berada dibawah pengaruhnya di mana mereka mengendalikan perdagangan narkoba.
“Setelah mendirikan pabrik, ISIS dengan mudah memproduksi dalam jumlah besar untuk pasar dunia, agar cepat mengumpulkan dana besar," kata pernyataan itu.
Polisi mengatakan, ‘konsorsium’ kelompok-kelompok kriminal kemungkinan besar terlibat dalam pendistribusian obat-obatan terlarang itu, termasuk diantaranya sindikat kriminal Camorra yang terkenal di Napoli.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: