Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prihatin Dengan Rencana Aneksasi Tepi Barat, Vatikan Panggil Dubes AS Dan Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 02 Juli 2020, 08:29 WIB
Prihatin Dengan Rencana Aneksasi Tepi Barat, Vatikan Panggil Dubes AS Dan Israel
Tepi Barat/Net
rmol news logo Vatikan menentang langkah sepihak Israel untuk memperluas kedaulatannya dengan menganeksasi pemukiman Yahudi dan Lembah Jordan di Tepi Barat.

Melansir Reuters, Vatikan bahkan dengan langkah yang sangat tidak biasa, memanggil Dutabesar Amerika Serikat (AS) Callista Gingrich dan Dutabesar Israel Oren David.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (1/7), dua dutabesar tersebut telah menemui Menteri Luar Negeri Kardinal Pierto Parolin pada Selasa (30/6). Satu sumber mengatakan pertemuan antara Parolin dan dua dutabesar tersebut dilakukan secara terpisah.

Parolin mengatakan, ia menyampaikan keprihatinan Tahta Suci (Vatikan) mengenai kemungkinan tindakan sepihak yang selanjutnya dapat membahayakan pencarian perdamaian antara Israel dan Palestina, termasuk situasi sulit Timur Tengah.

Ia mengatakan, Vatikan menegaskan kembali posisinya untuk mendukung solusi dua negara.

"Israel dan Negara Palestina memiliki hak untuk hidup dan hidup dalam perdamaian serta keamanan dalam batas-batas yang diakui secara internasional," ujar Parolin.

Vatikan juga mengimbau warga Israel dan Palestina untuk melakukan segala hal yang mungkin untuk membuka kembali proses negosiasi langsung berdasarkan resolusi AS.

Aneksasi Tepi Barat merupakan rencana pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang ditargetkan dimulai pada 1 Juli. Rencana tersebut diambil sebagai bagian dari implementasi kesepakatan damai Timur Tengah yang diajukan oleh Presiden AS, Donald Trump pada Januari 2020.

Saat ini, pembicaraan mengenai langkah tersebut masih berlangsung di Gedung Putih dan tidak ada sesi kabinet untuk membahasnya lebih lanjut.

Rencana tersebut dianggap bisa memicu perang terbuka antara Israel dan Palestina mengingat eskalasi yang terjadi menjelang tanggal 1 Juli.

Selain itu, berbagai pihak, bukan hanya negara Arab dan PBB, termasuk negara-negara Eropa seperti Inggris menyerukan penolakan rencana tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA