Langkah tersebut diputuskan dalam Konsultasi Pejabat Senior ASEAN-China ke-26 pada Rabu (1/7), di tengah geramnya Vietnam atas latihan militer Beijing di dekat Kepulauan Paracel.
Melansir
Sputnik, China telah berkomitmen untuk melanjutkan diskusi untuk membentuk CoC yang mengikat secara hukum.
Namun
VN Express melaporkan, belum ada tanggal atau tempat yang ditetapkan untuk negosiasi.
Dalam KTT ASEAN ke-36 pada pekan lalu, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengatakan, pandemik Covid-19 telah menganggu negosiasi CoC sehingga saat ini harus dilanjutkan kembali.
CoC sendiri merupakan gagasan yang sudah lama muncul selama beberapa dekade. ASEAN pertama kali mengesahkan konsep tersebut pada 1996 dengan Singapura mempresentasikan draft pada KTT ASEAN 2018.
Pembahasan terakhir mengenai CoC terjadi di Da Lat, Vietnam pada Oktober 2019, yang berfokus pada implementasi
Declaration of Conduct (DoC) yang tidak mengikat.
Laut China Selatan sendiri sudah lama menjadi sengketa China dan beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam. China selama ini mengklaim sekitar 80 persen dari Laut China Selatan melalui "sembilan garis putus-putus".
Pada Sabtu (27/6), Administrasi Keselamatan Maritim China di Hainan mengumumkan latihan militer di dekat Kepulauan Paracel, yang oleh China disebut sebagai Kepulauan Xisha, dari 1 Juli hingga 5 Juli.
“Selama periode itu, tidak ada kapal yang boleh berlayar di dalam garis di atas dan semua kapal harus mengikuti panduan kapal komando di lokasi," bunyi pemberitahuan itu.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut latihan itu sebagai pelanggaran kedaulatan yang bisa "merusak" hubungan China dengan ASEAN.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: