Salah satu rumah sakit khusus anak di Kota London, Inggris, mencatat adanya peningkatan 15 kali lipat dalam jumlah kasus penganiayaan anak selama pemberlakuan karantina.
Para peneliti melaporkan, pada saat Inggris memberlakukan secara ketat penerapan karantina atau di rumah saja, yaitu sekitar 23 Maret hingga 23 April 2020, Rumah Sakit Great Ormond Street merawat 10 bayi yang didiagnosis dengan “trauma kepala akibat kekerasanâ€, dikutip dari
AFP, Jumat (3/7).
Pemeriksaan klinis terhadap para korban menunjukkan sejumlah gejala kekerasan, termasuk pendarahan di mata, memar, serta pembengkakan kulit kepala. Usia para bayi itu cukup variatif, mulai dari dua minggu hingga 13 bulan.
Hasil pemindaian sinar-X atau CAT menunjukkan adanya pendarahan otak, pendarahan internal, dan patah tulang tengkorak pada bayi-bayi malang itu.
Sesaat sebelum pemeriksaan, separuh dari bayi itu mengalami kolik, 40 persen hampir tak sadarkan diri, dan 20 persen mengalami kejang, menurut catatan rumah sakit.
“Peningkatan kejadian yang terlihat di institusi kami mencerminkan peningkatan kekerasan dalam rumah tangga di negara-negara yang menerapkan kebijakan jaga jarak sosial (social distancing) yang serupa,†laporan para peneliti.
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak ini bisa saja jauh lebih tinggi dari angka yang dilaporkan rumah sakit itu karena tidak semua orang datang memeriksakan anaknya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: