Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pantai Bisa Menjadi Tempat Membahayakan Ketika Pandemik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 04 Juli 2020, 08:30 WIB
Pantai Bisa Menjadi Tempat Membahayakan Ketika Pandemik
Pantai Bondi/Net
rmol news logo Menjauh dari keramaian dan berdiam diri di rumah selama berminggu-minggu bukanlah hal yang mudah. Siapa pun tidak mau berlama-lama berada dalam masa karantina di tengah pandemik. Hampir tidak ada orang yang bisa melakukannya. Maka ketika pelonggaran penguncian diberlakukan, semua orang bagai melompat keluar, seolah meluapkan kebebasannya. Saat inilah orang-orang melupakan protokol kesehatan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di Australia, ketika pemerintah melakukan pelonggaran, orang-orang berlari ke Pantai Bondi yang eksotis, Selama masa penguncian, semua pantai di negara itu ditutup, tetapi pada awal Mei lalu pantai-pantai itu dibuka seiring pelonggaran pembatasan. Kerumunan besar yang tak terduga membuat pihak berwenang akhirnya menutup pantai itu lagi.

Begitu juga yang terjadi pada pantai di Great Lakes , Florida , Texas , California , dan Inggris, yang menunjukkan angka pengunjung yang begitu tinggi, dikutip dari The Conversation, Jumat (3/7).

Sebetulnya, berlibur ke pantai di tengah pandemik bukan pilihan tepat. Banyak pengunjung yang datang ke pantai adalah mereka yang ingin menikmati libur musim panas, bermain air, dan nyaris tidak terbiasa dengan hal-hal yang dapat membahayakan di pantai. Pengunjung rata-rata tidak paham bagaimana bereaksi ketika terperangkap dalam arus, sementara di tengah pandemik rata-rata pantai di tutup, yang artinya penjaga pantai pun diliburkan. Hanya satu dua saja yang masih piket. Yang satu dua ini tidak mungkin mampu memperhatikan semua pengunjung.

Pada 6 Juni lalu, bocah enam tahun dan remaja 17 tahun tenggelam saat sedang bermain di pantai.

Bahaya lain yang paling terlihat adalah tidak ada pengunjung pantai yang menggunakan masker. Kita bisa melihat, tidak ada yang ingin memakai masker saat bermain pasir dan berenang, bukan? Penyebaran virus besar kemungkinan terjadi di lokasi liburan seperti pantai.

Perlu diingat pula bahwa di banyak pantai, tidak mudah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, di mana hal itu justru menjadi bagian penting dari pencegahan infeksi. Sementara keamanan air di pantai masih menjadi pertanyaan, para ilmuwan tahu bahwa berada di dekat orang lain, termasuk di pantai yang ramai, adalah cara utama covid-19 menyebar.

Di Florida, gubernur telah menetapkan bahwa negara bagian akan menegakkan aturan untuk mencegah 10 orang atau lebih, berkumpul dalam kelompok, termasuk saat berlibur ke pantai.

Sebagian besar negara menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke pantai untuk berenang. Mungkin sekadar berjemur dan tetap menjaga jarak aman, masih dibolehkan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan tidak ada bukti virus corona bisa menyebar di kolam, tapi masih ada risiko penularan kalau orang-orang berkumpul.

"Tidak ada bukti kalau virus yang menyebabkan Covid-19 dapat menular melalui air di kolam, kolam air panas, spa, atau wahana bermain air," bunyi pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) seperti dikutip dari Healthline.

Ini dikarenakan, pemeliharaan fasilitas yang benar biasanya memerlukan disinfektan, cairan yang menonaktifkan virus.

Namun, banyaknya orang di pantai dan kemungkinan berkumpul bersama, yang memunculkan kekhawatiran penularan.

"Kami tidak bisa cukup menekankan kalau sebagian besar penularan terjadi dari orang ke orang, khususnya ketika berada dalam jarak enam kaki antar satu sama lain," kata Dr. David Goldberg, spesialis penyakit dalam dan infeksi di New York-Presbyterian Medical Group Westchester. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA