Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belum Sepekan Diberlakukan, UU Keamanan Nasional Bagai Tragedi Untuk Kebebasan Hong Kong

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 06 Juli 2020, 15:18 WIB
Belum Sepekan Diberlakukan, UU Keamanan Nasional Bagai Tragedi Untuk Kebebasan Hong Kong
Polisi anti huru hara berjaga di Hong Kong/Net
rmol news logo Baru sepekan sejak China mengesahkan UU keamanan nasional untuk Hong Kong. Namun banyak perubahan yang terjadi di kota otonom tersebut.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Konsul Jenderal Amerika Serikat (AS) untuk Hong Kong dan Makau, Hanscom Smith pada Minggu (5/7) mengungkap, UU keamanan nasional adalah sebuah tragedi.

UU tersebut, katanya, telah menggerohoti kebebasan mendasar di Hong Kong dan menciptakan suasana paksaan serta self-sensor.

"Menggunakan UU keamanan nasional untuk mengikis kebebasan mendasar dan menciptakan suasana paksaan serta swasensor adalah tragedi bagi Hong Kong," tegas Smith seperti dikutip Associated Press.

"Hong Kong telah berhasil justru karena keterbukaannya dan kami akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya," sambungnya kepada wartawan.

UU keamanan nasional sendiri diperuntukan Beijing untuk mengatasi kejahatan seperti subversi, separatisme, terorisme, dan campur tangan asing di Hong Kong. UU tersebut diberlakukan pada Selasa (30/6).

Para kritikus menganggap UU tersebut adalah langkah China untuk mengikis otonomi Hong Kong dalam kebijakan "satu negara, dua sistem".

Itu juga dibuktikan dengan beberapa langkah Beijing dalam beberapa hari terakhir.

Sejak UU tersebut diberlakukan pada pekan lalu, slogan protes yang berbunyi "Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita" menjadi konotasi separatis dan akan dikriminalkan.

Di perpustakaan Hong Kong, buku-buku yang ditulis oleh tokoh dan aktivis pro demokrasi ditarik dari rak. Otoritas mengatakan, buku-buku tersebut sedang dalam peninjauan.

Pamflet hingga selebaran-selebaran yang biasanya menghiasi dinding-dinding kota sudah dicabut. Termasuk karikatur yang digambar oleh para aktivis.

Pada Senin (6/7), 10 orang pengunjuk ras berkumpul di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan pusat bisnis Hong Kong, mengangkat tanda-tanda yang menyerukan agar Kepala Eksekutif, Carrie Lam mundur. Namun  ditanggapi oleh 20 polisi anti huru hara yang kemudian menahan mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA