Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Aturan Baru: Jika Tidak Ambil Kelas Tatap Muka, 400 Ribu Siswa Asing Akan 'Diusir' Dari AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 07 Juli 2020, 10:50 WIB
Aturan Baru: Jika Tidak Ambil Kelas Tatap Muka, 400 Ribu Siswa Asing Akan 'Diusir' Dari AS
Para pelajar di Universitas Harvard/Net
rmol news logo Semua sekolah dan perguruan tinggi di Amerika Serikat (AS) dipaksa pemerintah untuk membuka kembali kelas secara langsung pada musim gugur ini. Jika tidak, ada beberapa aturan yang harus dipenuhi.

Berdasarkan aturan baru yang dikeluarkan oleh penyelenggara imigrasi dan bea cukai AS (ICE), siswa internasional diwajibkan untuk mengambil beberapa kelas secara tatap muka dan tidak boleh mengambil kelas sepenuhnya secara online.

Jika aturan yang dikeluarkan pada Senin (6/7) tersebut tidak dipatuhi, mereka tidak akan mendapat visa baru yang memaksa mereka meninggalkan AS.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump mendesak agar sekolah dan perguruan tinggi untuk kembali mengadakan kelas secara langsung sesegera mungkin.

Dalam akun Twitter-nya, Trump mengatakan, sekolah yang tidak membuka kelas langsung pada musim gugur dianggap tidak beroperasi karena alasan politik, bukan kesehatan.

"Mereka pikir itu akan membantu mereka di bulan November. Salah, orang-orang mengerti!" tegas Trump.

Sekolah dan perguruan tinggi sendiri banyak yang belum membuka kelas langsung karena khawatir dengan penyebaran virus corona baru di kalangan dewasa muda.

Beberapa lembaga, termasuk Universitas Harvard pun masih memberlakukan sistem pembelajaran secara online.

Alhasil, aturan baru yang dikeluarkan ICE memicu dilema yang luar biasa bagi ribuan siswa internasional di AS.

Jika sekolah mereka tidak memberlakukan kelas tatap muka, mereka diharuskan mengambil tindakan lain seperti pindah sekolah atau pulang ke negaranya.

American Council on Education, yang mewakili presiden-presiden universitas, mengatakan aturan tersebut mengerikan dan akan menimbulkan kebingungan ketika sekolah sedang mencari cara untuk membuka kembali dengan aman.

"Itu akan menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian yang luar biasa," ujar wakil presiden senior dewan, Terry Hartle.

"ICE jelas menciptakan insentif bagi lembaga untuk membuka kembali, terlepas dari apakah keadaan pandemik itu diperlukan atau tidak," lanjutnya.

Kelompok pendidikan internasional, NAFSA, jugamengecam peraturan tersebut dan mengatakan sekolah harus diberi wewenang untuk membuat keputusan yang tepat untuk kampus mereka sendiri.

Senator Bernie Sanders bahkan menyebut langkah tersebut merupakan kekejaman Gedung Putih yang tidak mengenal batas.

"Siswa asing diancam dengan pilihan: risiko hidup Anda pergi ke kelas secara langsung atau dideportasi. Kita harus mendukung fanatisme Trump. Kita harus menjaga semua siswa kita aman," tegas Sanders.

Saat ini, ada hampir 400.000 orang asing yang menerima visa pelajar dalam periode 12 bulan yang akan berakhir pada 30 September, turun lebih dari 40 persen dari empat tahun sebelumnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA