Sejak awal wabah Covid-19, Malta telah menutup pelabuhannya untuk para pencari suaka. Namun langkah pemerintah tersebut tidak menghentikan kedatangan para migran.
Melansir
Anadolu Agency, pada Mei, otoritas Malta menyelamatkan lebih dari 400 migran yang terdampar di laut. Mereka dijaga tetap di atas kapal hingga ada negara Uni Eropa yang akan membawanya.
Namun, pemerintah Malta mengatakan, pihaknya sudah menghabiskan 1,7 juta euro untuk para migran dan belum ada negara yang menerima mereka.
Pada Senin (6/7), Malta menegaskan akan merelokasi 284 migran ke negara-negara anggota Uni Eropa lainnya setelah mendapat kesepakatan. Tidak disebutkan negara-negara mana saja yang berkomitmen untuk menerima relokasi tersebut.
Mengutip pernyataan pemerintah Malta, outlet media lokal mengatakan bahwa kesepakatan tentang relokasi 80 migran lainnya masih berlangsung.
Pada tahun ini, kedatangan migran di Malta meningkat. Pada Maret, ada sekitar 1.135 migran yang masuk. Sedangkan pada bulan yang sama untuk 2019, Malta hanya kedatangan 136 migran.
Peningkatan migran tersebut diperkirakan karena negara-negara anggota Uni Eropa menutup perbatasannya guna menghentikan penyebaran Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: