Kuncian tersebut berlaku sejak Selasa (7/7) tengah malam waktu setempat selama empat pekan. Selama kuncian berlangsung, semua kafe, restoran, bar, salon, hingga pusat olahraga ditutup. Semua warga dilarang keluar rumah, kecuali untuk mereka yang bekerja di sektor penting dan membeli kebutuhan.
Selain itu, Victoria juga menutup perbatasannya dengan New South Wales (NSW) pada waktu yang sama dengan mengerahkan pasukan tentara dan polisi.
Langkah kuncian dan penutupan perbatasan selama sebulan tentu sangat berpengaruh bagi Australia. Bendahara Negara, Josh Drydenberg bahkan menyebut, pemerintah akan kehilangan 1 miliar AUD atau Rp 10 triliun (Rp 10.022/AUD) setiap pekannya karena langkah tersebut.
"Biaya ke Victoria mencapai 1 miliar AUD per minggu, dan itu akan sangat jatuh pada bisnis," ujarnya seperti dikutip
Reuters, Rabu (8/7).
Ia menjelaskan angka tersebut didasarkan pada perhitungan akuntansi Victoria yang seperempat dari ekonomi nasional.
Pemberlakuan kuncian secara ketat di Victoria sendiri dilakukan setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Melbourne yang memicu kekhawatiran akan adanya gelombang kedua infeksi.
Nantinya, setiap orang yang melanggar aturan perbatasan akan menghadapi hukuman penjara selama enam bulan atau denda sebesar 11.000 AUD atau Rp 110 juta.
Sampai saat ini, secara keseluruhan, Australia sudah mencatatkan hampir 8.800 kasus dengan 106 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: