Sahat Chantha (53), seorang buruh di distrik Nang Rong, mengaku terkejut saat dirinya menerima dokumen pemanggilan melalui pos pada pekan lalu. Bagaimana tidak, dokumen tersebut ditujukan kepada putranya, Tawatchai Chantha, yang sudah meninggal sejak hampir 8 tahun lalu. Dokumen itu diketahui berasal dari kantor polisi Muang di provinsi Surin.
Dikutip dari
Bangkok Post, Rabu (8/7), dokumen tertanggal 25 Juni itu adalah panggilan pihak kepolsian untuk Tawatchai yang isinya mengatakan bahwa dia harus mengakui tuduhan yang diajukan oleh perusahaan yang menudingnya mengeluarkan cek palsu dalam pembayaran hutang.
Sahat mengatakan ini hal yang aneh, karena puteranya telah meninggal pada 2013, sedangkan panggilan itu dikeluarkan pada bulan lalu.
“Pasti ada kesalahan di pihak kepolisianâ€, katanya.
Saat ini wanita tersebut sedang merasa ketakutan, ia takut kejadian itu bisa menyebabkan masalah baginya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: