Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PBB Tunjuk Hidung Aljazair Soal Penculikan Aktivis Oleh Front Polisario

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 08 Juli 2020, 22:54 WIB
PBB Tunjuk Hidung Aljazair Soal Penculikan Aktivis Oleh Front Polisario
Poster penentangan akan penangkapan tiga aktvis terkemuka oleh Front Polisario di Aljazair/Net
rmol news logo Kelompok Kerja PBB tentang Penahanan Sewenang-wenang (WGAD) menunjuk hidung Aljazair terkait dengan penangkapan dan pemenjaraan sewenang-wenang seorang aktivis bernama El Fadel Breica.

Dia ditangkap pada Juni tahun 2019 lalu oleh kelompok separatis Front Polisario karena lantang menyuarakan soal pelanggaran HAM yang terjadi di kamp Tindouf.

Dia ditahan secara sewenang-wenang selama empat bulan bersama dengan dua aktivis terkemuka lainnya, yakni Oulay Aba Bouzid dan Mahmoud Zidane. Dia kemudian dibebaskan oleh Front Polisario pada November 2019.

Ketiga aktivis itu ditangkap karena dituduh melakukan makar karena lantang bersuara dan mengecam pelanggaran HAM di Tindouf.

Namun badan PBB menilai, penangkapan Breica merupakan tindakan ilegal dan Aljazair serta Front Polisario dinilai bersalah atas penyiksaan, penahanan, dan pengurungan ilegal sang aktivis selama lebih dari empat bulan.

WGAD menyoroti tanggungjawab Aljazair karena Breica ditangkap oleh Front Polisario saat berada di Tindouf, yang merupakan wilayah Aljazair.

"Dan karenanya di bawah yurisdiksi teritorial Aljazair," begitu kutipan pernyataan WGAD, seperti dilansir Morocco World News awal pekan ini.

Dalam pernyataan yang sama, WGAD juga menekankan bahwa penahanan Breica melanggar haknya atas kebebasan berekspresi secara damai. Dia "diculik" tanpa surat perintah penangkapan atau tanpa diberitahu tentang alasan penahanannya.

"Dia tidak dibawa ke hadapan hakim selama empat bulan penahanannya dan bahwa haknya atas pemulihan yang efektif juga telah dilanggar," kata kelompok PBB tersebut.

Bukan hanya itu, Breica juga menghadapi tekanan dari beberapa otoritas Polisario di penjara Edhabia di Tindouf. Salah satu bentuk tekanan itu adalah dirilisnya gambar pribadi istri sang aktivis kepada pers.

Padahal, para ahli di PBB menyimpulkan bahwa penangkapan Breica tidak memiliki dasar hukum dan merupakan tindakan sewenang-wenang.

Karena itulah, WGAD meminta Aljazair untuk memfasilitasi akses WGAD ke negara itu untuk berdialog mengenai masalah tersebut. WGAD juga meminta pihak berwenang Aljazair untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membuka penyelidikan menyeluruh dan independen terhadap kasus penangkapan Breica.

Bukan hanya itu, WGAD juga menekan pihak berwenang Aljazair untuk meminta semua orang yang terlibat dalam kasus tersebut bertanggung jawab atas pelanggaran hak-hak Breica dan untuk memberikan kompensasi atas kerusakan yang dideritanya, sesuai dengan hukum internasional.

Sebenarnya, kasus penahanan sewenang-wenang bukan baru kali ini saja dilakukan oleh Aljazair dan Front Polisario. Sebut saja nama Ahmed El Khalil. Dia adalah mantan anggota Front Polisario yang dinyatakan hilang selama lebih dari satu dekade terakhir.

Keluarga dan kerabatnya kerap berkumpul di kamp-kamp Tindouf dan menyerukan kelompok separatis untuk mengungkap nasibnya.

Ada juga El Khalil. Dia diyatakan hilang sejak 10 tahun yang lalu dalam kondisi yang tidak diketahui. Badan intelijen Aljazair bersama dengan anggota Front Polisario diduga menculiknya pada tahun 2009, selang dua bulan setelah Front Polisario menunjuknya untuk memantau hak asasi manusia di kamp Tindouf. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA