Kim Yo Jong mengatakan, pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump kemungkinan tidak akan terjadi. Hal tersebut ia sampaikan melalui laporan
KCNA pada Jumat (10/7).
Dalam laporan tersebut, Kim Yo Jong mengatakan, pertemuan antara Korea Utara dan AS hanya akan menguntungkan Washington. Pasalnya, selama dialog denuklirisasi, AS masih terus melancarkan kebijakan bermusuhan dan mementingkan diri sendiri, termasuk menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara.
"Kami tidak mengatakan kami tidak akan pernah melakukan denuklirisasi, tetapi kami menegaskan bahwa kami tidak dapat melakukannya sekarang," terang salah satu petinggi Partai Pekerja Korea (WPK) tersebut.
"Kami tidak berniat mengancam AS. Selama mereka tidak menyentuh kita dan melukai kita, semuanya akan mengalir seperti apa adanya," sambungnya.
Tidak seperti biasanya, komentar Kim Yo Jong kali ini ditulis dengan nada yang agak lebih lembut. Ia bahkan mengaku mendapat izin khusus untuk melihat rekaman perayaan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Ia juga mengatakan, abangnya, Kim Jong Un menginstruksikan untuk memberikan salam kepada Trump dan mengiriminya harapan untuk sukses.
Meski begitu, ia juga menegaskan, walaupun hubungan antar pemimpin kedua negara baik, hubungan antara Washington dan Pyongyang akan tetap bermusuhan.
Komentar KIm Yo Jong sendiri muncul setelah perwakilan AS untuk Korea Utara, Wakil Menteri Luar Negeri Stephen Biegun mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Seoul.
Kunjungan Biegun dikhususkan untuk membahas situasi di Semenanjung Korea.
Selama ini, Kim Jong Un dan Trump telah bertemu sebanyak tiga kali, tetapi gagal menemukan kompromi atas program senjata nuklir Korea Utara, atau sanksi internasional yang dijatuhkan pada Pyongyang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: