Dia mengatakan dukungan Turki terhadap rakyat Palestina adalah sesuatu yang layak ditiru oleh para pemimpin Muslim lainnya di wilayah tersebut.
“Kami salut kepada kepemimpinan Turki, terutama dukungan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk perjuangan Palestina," kata Zwelivelile Mandela saat berbicara pada acara webinar Turki berjudul ‘Demokrasi, Kebebasan dan Pentingnya Kepemimpinan: Pelajaran untuk Dunia yang Lebih Baik’, seperti dikutip dari
Anadolu, Jumat, (10/7).
Dalam kesempatan yang sama, Mandela mengatakan bahwa Afrika memiliki sejarah panjang tentang perampasan, pemindahan yang berakhir pada pengasingan sebagian besar penduduk Afrika Selatan dari tanahnya, sama seperti yang dialami bangsa Palestina.
“Seperti halnya Palestina saat ini, sejarah kolonialisme di Afrika Selatan sangat terkait dengan perampasan, pemindahan, dan akhirnya pengasingan sebagian besar orang Afrika Selatan dari tanahnya. Keterasingan ini berjalan seiring dengan perebutan kekuasaan kekayaan mineralkami," kata Zwelivelile Mandela.
Dia mengatakan dampak dahsyat dari Undang-Undang Tanah Asli Afrika Selatan tahun 1913 dan amandemennya pada tahun 1936 mengurangi mayoritas kulit hitam, yang menjadi mereka orang asing di tanah kelahirannya.
Saai ini Zwelivelile Mandela menjabat sebagai pemimpin tradisional Mvezo Komkhulu (Istana Besar) dan anggota parlemen untuk partai Kongres Nasional Afrika (ANC), yang dikenal suka membela hak-hak kaum tertindas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.