Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peluang Trump Di Pilpres AS Tipis, Tapi Apa Yang Terjadi Empat Tahun Lalu Bisa Saja Terulang Lagi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 10 Juli 2020, 12:48 WIB
Peluang Trump Di Pilpres AS Tipis, Tapi Apa Yang Terjadi Empat Tahun Lalu Bisa Saja Terulang Lagi
Donald Trump di Gedung Putih/Net
rmol news logo Dalam beberapa jajak pendapat, hasil untuk Donald Trump untuk melaju mulus pada pemilihan presiden terlihat kurang bagus. Trump tertinggal jauh di belakang saingannya, Joe Biden. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyebut peluang Trump ‘tidak terlihat cerah’.

Dalam sebuah wawancara dengan tabloid Pravda Komsomolskaya, Medvedev mengungkapkan Trump terlalu banyak memiliki masalah yang menjadi ganjalannya untuk maju kembali.

"Rakyat Amerika akan memutuskan. Trump memiliki banyak masalah, yang memengaruhi peringkatnya. Dia cukup tertinggal di belakang saingan utamanya, Namun, dia adalah orang yang kreatif dan sangat mungkin terjadi keajaiban, yang terjadi empat tahun lalu, mungkin terulang kembali,” ujar Medvedev, dikutip dari Interfax, Kamis (9/7).

Empat tahun lalu publik dikejutkan dengan kemenangan Trump dalam Pilpres AS. Ia mengalahkan Hillary Clinton, suatu hal yang sangat tidak terduga, karena pada setiap jajak pendapat selalu menghasilkan posisi Hillary yang berada jauh di depan. Juga dalam setiap kampanye, suara untuk Hillary menggema di seluruh pelosok AS.

Medvedev mengatakan, pukulan ekonomi dan penanganan Covid-19 yang begitu buruk, disusul dengan adanya kerusuhan massal, membuat eletabilitas Trump jatuh.

Amerika saat ini berada dalam situasi domestik yang agak rumit, kepercayaan publik pada Trump mulai hilang. Trump akan terengah menyusul Joe Biden.

“Kami hanya bisa bersimpati dengan mereka. Orang Amerika tidak mampu menahan terjangan virus corona, jumlah pasien terus bertambah. Ini sangat buruk, karena, pada akhirnya, itu membuat situasi global jauh lebih mudah diprediksi. Sementara protes anti-rasisme,  merupakan masalah besar bagi Amerika Serikat," kata Medvedev.

Ia berharap Amerika Serikat dapat menangani masalah yang sedang dihadapinya, terutama soal virus corona. Sebab pada akhirnya orang-orang akan melupakan penyebabnya, yang mereka ingat hanyalah kebebasan mereka dibatasi dan karantina adalah yang tidak mereka sukai, di mana akhinya angka kasus malah semakin tinggi.

"Mereka memiliki kisah mereka sendiri. Namun untuk penanganan wabah, sejujurnya, akhir-akhir ini mereka tidak melakukannya dengan baik. Saya tidak bermaksud bersenang-senang, ya. Pada akhirnya, ini berdampak pada semua orang. Setiap masalah yang ada dalam ekonomi AS menghambat perkembangan ekonomi global," kata Medvedev.

Walau banyak pengamat yang mengatakan hal yang sama, bahwa Trump berada jauh di belakang Biden, tetapi sebagian orang meyakini Trump masih berada di atas angin.

Bagaimanapun juga politik sering tidak terduga. Seperti apa kata Hillary Clinton, “Politik adalah seni, membuat hal yang tampaknya tak mungkin menjadi mungkin. Sebagaimana kemenangan Trump empat tahun lalu, yang bisa saja mewujud lagi pada tahun ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA