Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

135 Anggota Teroris PKK Asal Jerman Kembali Dari Suriah Dan Irak, Timbulkan Kekhawatiran Baru Negara Itu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 10 Juli 2020, 14:25 WIB
135 Anggota Teroris PKK Asal Jerman Kembali Dari Suriah Dan Irak, Timbulkan Kekhawatiran Baru Negara Itu
Ilustrasi/Net
rmol news logo Badan Intelijen domestik Jerman (BfV) merilis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa sekitar 135 pejuang asing, yang bergabung dengan kelompok teroris PKK dan mengambil bagian dalam konflik bersenjata di Suriah dan Irak, telah kembali ke Jerman.

Mereka memperingatkan bahwa PKK tetap menjadi kelompok ekstrimis asing terbesar di negara itu, dan para pengikutnya dapat melakukan serangan kekerasan kapan saja jika mereka menerima instruksi dari para pemimpin mereka di luar negeri.

“Setidaknya 23 dari mereka tewas di zona pertempuran. Sementara itu, hampir 135 orang dari mereka kembali ke Jerman” kata laporan itu, seperti dikutip dari Daily Sabah, Kamis (9/7).

Menurut laporan tersebut, sejak 2013 setidaknya ada 270 pejuang asing dari Jerman yang melakukan perjalanan ke Suriah utara dan Irak, di mana mereka menerima pelatihan militer dari kelompok teroris PKK dan mengambil bagian dalam serangan bersenjata di wilayah tersebut dan di Turki tenggara.

Tahun lalu PKK mendirikan organisasi sampul baru di Jerman untuk melanjutkan perekrutan, propaganda dan kegiatan penggalangan dana. Menurut BfV, kelompok teroris ini memiliki hampir 14.500 pengikut di antara populasi imigran Kurdi di negara itu dan telah berhasil mengumpulkan sekitar 16 juta euro atau setara dengan 18,1 juta dolar AS di Jerman dalam berbagai kampanye tahun lalu.
Laporan itu mengatakan, ekstrimis sayap kiri Jerman menunjukkan solidaritas dengan upaya Kurdi terhadap otonomi secara umum dan khususnya dengan organisasi terlarang PKK, jalinan solidaritas itu termasuk dengan cabang-cabangnya di Suriah, PYD, YPG dan YPJ.

PKK, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris ‘etno-nasionalis’ dan ‘separatis’ oleh badan penegak hukum Uni Eropa, EUROPOL, telah dilarang di Jerman sejak tahun 1993.

Turki sendiri telah lama mendesak pemerintah Jerman untuk mengambil tindakan lebih serius terhadap kegiatan PKK di negara itu.

Selama ini kelompok teroris PKK telah melakukan kampanye teror terhadap Turki selama lebih dari 35 tahun dan bertanggung jawab atas kematian hampir 40 ribu orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Terlepas dari statusnya sebagai organisasi teroris internasional, PKK telah menikmati kebebasan relatif di kota-kota Eropa dan memiliki kehadiran yang kuat di Jerman. Pendukung PKK telah diizinkan untuk mengadakan demonstrasi, merekrut militan dan mengumpulkan dana di Jerman, yang merupakan rumah bagi sekitar 5 juta orang dengan asal Turki, termasuk Kurdi. Bahkan, hingga kini PKK masih aktif dan memiliki hampir 14.000 pengikut di antara populasi imigran Kurdi di negara itu.

Laporan BfV juga memberikan contoh demonstrasi luas organisasi teroris di negara Jerman dan Eropa, seperti demonstrasi 16 Februari 2019 di Strasbourg, Prancis pada peringatan 20 tahun penangkapan pemimpin PKK Abdullah Ocalan dengan 7.000 peserta, termasuk sejumlah besar peserta berasal dari Jerman.

Contoh lain yang mereka sebut terjadi pada 23 Maret 2019, pada saat kelompok itu mengadakan perayaan Tahun Baru Kurdi tradisional, ‘Newroz’, di bawah moto ‘Mari kita hancurkan isolasi, gulingkan fasisme dan membebaskan Kurdistan’ yang berlangsung di Frankfurt am Main dengan 25.000 peserta. Juga  unjuk rasa menuntut kebebasan Ocalan pada 21 September 2019, di kota Maastricht Belanda dengan 7.000 peserta, lagi-lagi sebagian besardari mereka  berasal dari Jerman. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA