Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kesenjangan Gender Pada Serangan Covid-19: Wanita Lebih Kuat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 11 Juli 2020, 07:13 WIB
Kesenjangan Gender Pada Serangan Covid-19: Wanita Lebih Kuat
Warga di Deerfield Beach, Florida/Net
rmol news logo .  Beberapa penelitian menyatakan bahwa perempuan cenderung lebih kuat saat menghadapi serangan virus corona dibandingkan laki-laki. Beberapa pasangan di Florida yang dinyatakan tertular Covid-19 menunjukkan bahwa wanita jauh lebih kuat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pasangan pertama adalah Cecilia dan Marvin Lawton yang terinfeksi virus corona. Putri mereka Briana khawatir ibunya paling berisiko karena riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit pernapasan, yang selama ini dideritanya. Namun, ketika Cecilia berhasil pulih,  suaminya justru kalah dalam pertempuran melawan virus itu. Marvin meninggal di rumah sakit.

Briana yang berduka tidak mengira bahwa ayahnya yang terlihat lebih sehat dan tanpa riwayat penyakit bawaan malah tak mampu bertahan.

"Saya benar-benar tidak berharap ini terjadi,” katanya kepada CBS News.
Telah banyak penelitian dilakukan terkait efek virus corona pada pria dan wanita. Para peneliti menemukan pria lebih menderita saat terkena penyakit ini, dan 2,4 kali lebih mungkin meninggal dibandingkan wanita.

Cecilia mengatakan bahwa putrinya Briana, yang seorang perawat, masih berusaha berjuang dengan rasa bersalah bahwa dia tidak bisa menyelamatkan ayahnya.

Kesenjangan gender pada serangan virus corona mirip dengan yang terlihat dari penyakit seperti influenza dan hepatitis, di mana wanita umumnya meningkatkan respons imun yang lebih kuat dari vaksin, sehingga cenderung lebih mungkin sembuh.

Sabra Klein, Mikrobiolog pada Johns Hopkins, masih terus mencari jawaban sejauh mana perbedaan hormone laki-laki dan perempuan dalam merespon virus ini.

"Salah satu pertanyaan terbesar saya adalah sejauh mana perbedaan antara pria dan wanita yang dimediasi oleh hormon versus gen kita," kata Klein, dikutip dari CBS, Jumat (10/7).

Beberapa ilmuwan percaya keunggulannya terletak pada kromosom X, yang membawa gen yang terkait dengan fungsi kekebalan tubuh. Wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria hanya memiliki satu.

Sara Ghandehari, Spesialis Perawatan Kritis di Hollywood Barat sedang meneliti apakah kesenjangan gender Covid-19 dapat dikaitkan dengan hormon penunjang kehamilan, estrogen, testosteron, dan progesteron. Dia melakukan penelitian pada teori setelah mengamati bahwa wanita hamil cenderung memiliki "presentasi ringan" dari virus.

Dalam studi tersebut, 40 pria yang terinfeksi Covid-19 akan menerima progesteron selama lima hari untuk melihat apakah hal itu meningkatkan peluang mereka untuk bertahan setara dengan wanita.

"Harapannya adalah bahwa progesteron akan mencapai penyakit ketika pada tingkat yang tidak ada jumlah peradangan yang berlebihan," jelas Ghandehari.

Keluarga Florida lainnya, pasangan Carolina dan Leo. Carolina memiliki kondisi yang mendasarinya yaitu riwayat pneumonia dan asma, yang seharusnya membuat virus mudah melemahkan kondisinya. Namun, Carolina semakin kuat di Rumah Sakit South Bay dekat Tampa, dan Leo berada di rumah sakit yang sama sedang diintubasi dengan peluang 40 persen untuk bertahan hidup.
 
Sebulan setelah akhirnya Leo dapat mengalahkan virus dan dipulangkan, Leo  masih lemah dan membutuhkan oksigen tambahan, sedangkan Carolina sudah bugar kembali.

"Saya tidak menderita asma, saya tidak merokok, saya tidak memiliki hipertensi, kolesterol tinggi, tidak ada," terang kata Leo, membandingkan dengan istrinya.  "Harusnya, aku yang pulih lebih cepat dan lebih mudah. Tapi malah sebaliknya!” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA