Pria berusia 46 tahun itu adalah anggota parlemen yang berasal dari Baquba, timur laut Baghdad yang telah menjabat sebanyak tiga kali masa jabatan, dan berperan membantu mengeluarkan undang-undang tentang reformasi pendidikan dan kesejahteraan sosial di Irak, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (10/7).
Bulan lalu, ketua parlemen Mohammed al-Halbussi mengatakan ada 20 deputi yang dipastikan telah terinfeksi Covid-19.
Irak melonggarkan langkah-langkah jam malam dalam beberapa pekan terakhir setelah memberlakukan kuncian ketat seluruh negara pada akhir Maret lalu.
Pembatasan telah menghantam berbagai sektor usaha swasta, survei
International Rescue Committee (IRC) mengungkapkan bahwa 87 persen warga Irak kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari penguncian .
“Setelah semuanya stabil, akan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membantu orang bangkit kembali," kata Christine Petrie, direktur IRC.
“Kehilangan mata pencaharian mereka akan sangat merugikan kesehatan mental masyarakat, yang sudah dalam kondisi rapuh setelah puluhan tahun konflik dan ketidakstabilan,†ungkapnya.
Secara total, kementerian kesehatan Irak telah mengumumkan sekitar 70.000 kasus virus korona, di antaranya hampir 3.000 telah meninggal dan 40.000 pulih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: