Tak lama setelah Dewan Negara yang mendebatkan kasus ini, membatalkan keputusan kabinet pada 1934, Erdogan menyatakan Hagia Sophia telah resmi kembali menjad masjid.
“Pembukaan Hagia Sophia untuk beribadah adalah momen yang membanggakan bagi semua Muslim,†kata Rafat Murrah, kepala kantor pers internasional Hamas, dalam sebuah pernyataan tertulis, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Sabtu (11/7).
Murra meyakini bahwa keputusan itu menciptakan ‘kecemasan' pada kelompok-kelompok tertentu di dunia Arab.
“Kami belum pernah melihat mereka khawatir tentang Masjid al-Aqsa. Kami belum melihat mereka sedih ketika Zionis menyerang Dome of the Rock. Ketika penjajah melarang panggilan untuk sholat di Masjid Al-Halil atau masjid Palestina. Mereka tidak peduli ,†katanya.
“Langkah yang diambil Istanbul menunjukkan kepercayaan diri Turki di arena internasional,†tambahnya.
Pada hari Jumat, pengadilan Turki membatalkan dekrit kabinet tahun 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum. Putusan pengadilan ini membuka jalan bagi Turki untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid kembali setelah 85 tahun berfungsi sebagai museum.
Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama berabad-abad di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Situs bersejarah berubah menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul pada tahun 1453. Pada tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum.
Presiden Erdogan mengatakan kompleks bersejarah itu akan siap untuk digunakan sebagai tempat ibadah shalat Jumat pada 24 Juli mendatang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.