Para pelajar China juga menyuarakan keprihatinan bahwa banyak warga setempat tidak sepenuhnya mengikuti pedoman perlindungan pribadi di tengah epidemik, padahal jumlah kasus Covid-19 terus meningkat di Kazakhstan.
Chen Qianghui, seorang mahasiswa Tiongkok di Kazakh-British Technical University di Almaty, menyampaikan bahwa ia dan teman-teman China-nya sangat ingin pulang setelah membaca pemberitahuan dari Kedutaan Besar Tiongkok di Kazakhstan itu.
Chen sudah lama ingin pulang dan mengajukan permohonan ke Konsulat Jenderal China di Almaty. Saat ini tidak ada penerbangan antara kedua negara, sehingga ia harus mengajukan permohonan khusus. Dia mendapat arahan dari konsulat jenderal bahwa permohonan mereka untuk pulang telah diajukan ke otoritas terkait, dan telah mengajukan permintaan maskapai kepada pihak berwenang, dikutip dari
GT, Sabtu (11/7).
Staf yang bekerja di konsulat jenderal mengatakan kepada mereka untuk menunggu karena proses sedang berjalan.
Sejak Maret, Chen dan teman-teman China-nya menghabiskan sebagian besar waktu mereka di asrama sekolah, dan hanya keluar dua kali seminggu untuk membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Konsulat Jenderal Tiongkok di kota itu juga menawarkan mereka paket perlindungan.
Kazakhstan telah melaporkan 54.747 kasus Covid-19 menurut data dari Universitas Johns Hopkins pada Jumat sore. Pemerintah Kazakhstan memperingatkan warganya tentang risiko virus corona.
Pada 2 Juli, Kazakhstan kembali memberlakukan kuncian yang akan berlangsung dua minggu.
Perdana Menteri Kazakhstan Askar Mamin mengatakan pada hari yang sama langkah-langkah itu akan mencakup penutupan semua toko, kecuali untuk supermarket dan apotek, dan pembatasan transportasi umum di kota-kota termasuk Nur-Sultan, Almaty dan Karaganda.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: