Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berisiko Tinggi, Perempuan Afganistan Didesak Hindari Kehamilan Sebelum Ada Vaksin Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 12 Juli 2020, 14:07 WIB
Berisiko Tinggi, Perempuan Afganistan Didesak Hindari Kehamilan Sebelum Ada Vaksin Covid-19
Pemerintah Afganistan mendesak pasangan menunda program kehamilan semasa pandemik Covid-19/Net
rmol news logo Pemerintah Afganistan mendesak agar para perempuan menunda rencana kehamilannya selama wabah Covid-19, setidaknya hingga vaksin untuk virus corona baru tersebut ditemukan dan tersedia secara luas.

Pejabat Departemen Kesehatan Masyarakat, Akmal Samsor, pada Sabtu (11/7), mengungkap, perempuan hamil memiliki risiko lima kali lebih tinggi dari perempuan lainnya untuk dirawat di rumah sakit, terutama di unit perawatan intensif (ICU).

Kepada Arab News, Samsor mendesak agar para pasangan mengatur kehamilan di tengah pandemik.

Kementerian Kesehatan juga telah merilis kampanye kesadaran publik pada 1 Juli agar pasangan di Afganistan bisa menggunakan metode keluarga berencana untuk menghindari kehamilan semasa pandemik Covid-19.

Dalam salah satu video yang diunggah di media sosial kementerian Dr. Homaira Ayoubia, menjelaskan risiko Covid-19 bagi perempuan hamil dan tidak hamil. Ia mengatakan, risiko bukan hanya berada pada ibu, namun juga bayi yang dilahirkannya.

Seorang dokter kandungan di rumah sakit yang dikelola pemerintah, Homa Jalil mengatakan, akses layanan untuk perempuan hamil menjadi bermasalah selama pandemik. Itu karena, jumlah kelahiran meningkat sementara ayanan terbatas, sehingga meningkatkan kematian ibu dan bayi yang baru lahir.

"Ada faktor risiko tinggi untuk kehamilan di Afghanistan, dan langkah-langkah pencegahan serius diperlukan untuk mengurangi risiko," ujar seorang ahli kesehatan Afganistan yang berbasis di Inggris, Mohammed Nawrooz Haqmal.

Peringatan dari pemerintah sendiri muncul dari meningkatnya kekhawatiran karena masih melonjaknya kasus Covid-19 di Afganistan, meski negara yang sedang berkonflik tersebut dalam tahap kuncian.

Pada Sabtu, Afganistan sudah mencatat 34.366 kasus Covid-19 dengan hampir 1.000 kematian, di mana 22 persen di antaranya adalah perempuan.

Sebelum pandemik melanda dunia, fasilitas kesehatan di Afganistan sudah sangat buruk. Dengan adanya Covid-19, tekanan sistem perawatan kesehatan dan pemerintah semakin tinggi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA