Sementara dari pihak Azerbaijan, dikonfirmasikan bahwa ada penambahan korban tewas. Sehingga korban tewas menjadi empat orang, dikutip dari
News Am, Senin (13/7).
Menteri Pertahanan Armenia David Tonoyan terus berhubungan dengan Perwakilan Pribadi Ketua OSCE, Duta Besar Andrzej Kasprzyk. Tonoyan juga telah mengingatkan kepada Kasprzyk bahwa personel dan komando tentara Armenia diinstruksikan untuk menahan diri dari tindakan provokatif.
Hal itu senada dengan pesan dari Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan bahwa pasukan Armenia menghindari tindakan yang dapat menyulut keributan.
Sehingga, menurutnya, apa yang telah dilakukan oleh angkatan bersenjata Azerbaijan pantas mendapat kecaman paling berat.
"Memburuknya situasi di perbatasan mungkin karena keinginan kepemimpinan militer-politik Azerbaijan untuk membayangi masalah-masalah internal negara itu," katanya. "Alih-alih meminta orang-orang mereka untuk mematuhi aturan keselamatan epidemiologis, kepemimpinan Azerbaijan menganjurkan retorika militer dan menyerukan perang, seolah-olah Armenianophobia adalah cara terbaik untuk memerangi Covid-19."
Sebelumnya, insien meletus di perbatasan Tavush ketika pauskan Azerbaijan tiba-tiba menyerang pasukan Armenia di perbatasan Tavush pada Minggu sore (12/7).
Pasukan Azerbaijan kemudian melakukan upaya kedua untuk menangkap pos perbatasan Armenia menggunakan tembakan artileri. Namun, kali itu pasukan Azerbaijan yang terpaksa mundur dengan korban berjatuhan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: