“Insiden semacam itu terjadi karena tindakan munafik dan tidak tulus dari kepemimpinan Armenia,†ujar Aliyev, dikutip dari
News Am, Senin (13/7).
“Di satu sisi, Armenia berbicara kepada komunitas internasional dan meminta bantuan untuk memperkuat gencatan senjata di jalur perbatasan. Tetapi, di sisi lain, mereka menembaki desa-desa kami dan warga sipil yang damai. Mereka ingin menyerang Azerbaijan dan merebut posisi kami melalui provokasi militer," kecam Aliyev.
Menurutnya, apa yang ia sampaikan sesuai dengan faktanya. Ia pun menyatakan Azerbaijan akan melakukan segala yang mungkin untuk memulihkan integritas teritorialnya.
Menurutnya, seruan yang relevan telah dibuat untuk organisasi internasional. Ia sepakat bila pejabat militer negara asing diundang ke wilayah ini untuk melihat sendiri situasinya.
“Biarkan mereka datang dan melihat dengan mata kepala sendiri siapa yang melakukan provokasi militer, apa yang terjadi setelah provokasi militer, dan siapa yang bertanggung jawab untuk meningkatkan situasi. Pekerjaan kami adil, dan Azerbaijan tidak akan mundur satu langkah pun dari posisi fundamentalnya,†kata Aliyev.
Saat ini, Azerbaijan tengah menghadapi serangan dari oposisi yang melaporkan ketidakpuasan warga terhadap kinerja pemerintah dalam menangani Covid-19.
Insiden di perbatasan yang terjadi pada Minggu (12/7) kemarin sore, berfungsi sebagai cara yang luar biasa bagi otoritas Azerbaijan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah-masalah domestic, lalu menggerakkan 'panah-panah' ke arah musuh eksternal, seperti dikutip dari News Am.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: