Otoritas kesehatan Inggris terus mengkaji pedoman untuk mewajibkan warganya mengenakan masker terutama saat berada di toko.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan aturan mewajibkan masker disesuaikan dengan bukti ilmiah penularan virus.
“Bukti ilmiah dari masker wajah dan pentingnya menghentikan tetesan aerosol telah berkembang. Jadi saya pikir di toko-toko sangat penting untuk memakai masker wajah,†kata Boris Johnson, dikutip dari The Guardian, Senin (13/7).
“Masker wajah adalah asuransi tambahan yang bisa kita semua gunakan untuk menghentikan virus, menghentikan virus keluar dari kendali lagi,†ujarnya.
Johnson mengaku Inggris baru memulai untuk mengkaji aturan penggunaan masker. Aturan itu kelak akan digunakan sebagai penegakan kepatuhan. Ia sendiri sudah mulai menggunakan masker dan terlihat untuk pertama kalinya pada akhir pekan kemarin saat peluncuran kampanye penggunaan masker di toko-toko.
Jika kajian terhadap aturan itu berjalan baik, maka kemungkinan akan diberlakukan mulai Senin (24/7) bagi semua orang yang hendak belanja ke toko. Bagi mereka yang tidak mengenakan masker akan dianggap melanggar hukum dan didenda sebesar 100 poundsterling (sekitar Rp1,8 juta).
"Semakin banyak bukti bahwa mengenakan masker di ruang tertutup membantu melindungi pribadi dan orang-orang di sekitar dari virus corona," ujar Johnson.
Data statistik Worldometers mencaat saat ini Inggris memiliki 290.133 kasus dengan 44.839 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: