Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pernyataannya yang disampaikan juru bicara PBB Stephane Dujarric, pada Selasa (14/7), menyampaikan agar segera mengurangi ketegangan.
"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan adanya laporan serangan yang menggunakan senjata, termasuk penggunaan persenjataan berat, yang terjadi di sepanjang perbatasan internasional Armenia-Azerbaijan yang menimbulkan korban meninggal," ujar Dujarric membacakan pernyataan Antonio Guterres, dikutip dari
Sputnik, Selasa (14/7)
"Sekretaris Jenderal mendesak agar semua mengakhiri pertempuran dan menyerukan semua yang terlibat untuk menahan diri dari retorika provokatif," sambung Dujarric.
Juru bicara PBB juga menambahkan bahwa Guterres menegaskan kembali dukungan penuhnya bagi Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) serta upaya-upaya Ketua Bersama OSCE Minsk Group untuk mengatasi situasi berbahaya ini dan mencari penyelesaian damai bagi konflik Nagorno-Karabagh yang sudah lama berlangsung.
Insiden bentrokan antara pasukan Armenia dan Azerbaijan meletus di perbatasan Tavush ketika pasukan Azerbaijan tiba-tiba menyerang pasukan Armenia pada Minggu (12/7) sore.
Tak lama, pasukan Azerbaijan kemudian melakukan upaya kedua untuk menyerbu pos perbatasan Armenia menggunakan tembakan artileri. Namun, kali itu pasukan Azerbaijan yang terpaksa mundur dengan korban berjatuhan. Empat tentara Azerbaijan meninggal dan lainnya luka-luka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: