Begitu yang disampaikan oleh jurubicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi pada Jumat (17/7).
Pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah merilis Buku Putih Pertahanan 2020 dalam pertemuan kabinet pada Selasa (14/7). Di sana dijelaskan, nuklir Korea Utara masih menjadi ancaman besar kawasan, selain dari agresifitas China dan latihan militer Rusia.
Menurut Korea Utara, pandangan pemerintah Jepang terhadapnya ditujukan untuk menciptakan rasa takut dan melegitimasi peningkatan kekuatan militer.
"Ini menunjukkan bahwa rezim Abe melakukan kebiasaan buruk dengan menggunakan setiap kesempatan untuk menciptakan rasa takut di masyarakat Jepang dengan membesar-besarkan 'ancaman rudal' dari Republik Rakyat Demokratik Korea," ujar jurubicara tersebut.
"Tujuan utama Jepang adalah untuk melegitimasi langkahnya untuk menjadi kekuatan militer dan merampas wilayah dengan dalih "ancaman" dari kami," sambungnya.
Korea Utara mengatakan, saat ini Jepang telah sepenuhnya menghilangkan sistem pertahanan total dan berusaha untuk memperkuat kemampuan penyerangan dengan desain serangan pre-emptive.
Hal tersebutlah yang justru bisa menghancurkan perdamaian dan stabilitas kawasan.
"Langkah militer rezim Abe yang ceroboh dan sangat berbahaya akan berubah menjadi sumber api yang merusak perdamaian dan stabilitas regional, dan itu akan mengundang konsekuensi kejatuhan rezim itu sendiri," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: