Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Armenia: Serangan Azerbaijan Demonstrasi Eksplisit Dari Niat Melakukan Genocida

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Sabtu, 18 Juli 2020, 16:41 WIB
Dubes Armenia: Serangan Azerbaijan Demonstrasi Eksplisit Dari Niat Melakukan Genocida
Dutabesar Republik Armenia Dziunik Aghajanian/RMOL
rmol news logo Selama lima hari, Republik Armenia menghadapi serangan dari tentara Azerbaijan di wilayah timurlaut perbatasan kedua negara. Serangan yang dilakukan Azerbaijan juga ditujukan pada pemukiman sipil di Provinsi Tavush dan baru-baru ini diperluas ke tempat-tempat lain di sekitar perbatasan.

Demikian dikatakan Dutabesar Republik Armenia Dziunik Aghajanian dalam keterangan yang diterima redaksi Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Sabtu, 18/7).

Dubes Aghajanian mengatakan, pada tanggal 12 Juli, sekitar pukul 12.30 waktu setempat, prajurit Angkatan Bersenjata Azerbaijan dengan kendaraan militer model UAZ melintasi perbatasan negara Armenia ke arah provinsi Tavush dan melaju menuju posisi militer Armenia dekat dengan desa Movses.

“Setelah peringatan dari pihak Armenia, para prajurit Azerbaijan meninggalkan kendaraan dan mundur ke posisi mereka. Sekitar 1 jam 15 menit kemudian pada pukul 13:45, para prajurit Azerbaijan mengulangi upaya mereka untuk mengambil alih posisi perbatasan Angkatan Bersenjata Armenia, kali ini menggunakan mortir dan kelompok tempur 82 mm. Upaya ini ditekan oleh pihak Armenia,” tulis Dubes Aghajanian.

Di hari yang sama, pihak Azerbaijan melanjutkan penembakan terhadap posisi-posisi Armenia menggunakan mortir dan tank 82 mm dan berlanjut dengan interval 15 menit sepanjang hari berikutnya.

Dia melanjutkan, pada 13 Juli, tentara Azerbaijan kembali melakukan tindakan agresif dengan menggunakan berbagai macam senjata ofensif, seperti artileri berat, mortar kaliber besar dan tank.

Selain itu, Azerbaijan juga pesawat tanpa awak untuk melakukan pengintaian dan penyerangan.

“Sampai hari ini, pihak Armenia telah menjatuhkan sekitar 13 UAV, termasuk UAV Hermes 900, yang digunakan untuk mengoordinasi dan mengarahkan tembakan artileri ke tanah dalam mode real time,” sambungnya.

Di tanggal 13 Juli itu pula, masih dikatakan Dubes Aghajanian, Azerbaijan mulai menggabungkan serangan terhadap sasaran militer dengan serangan terhadap permukiman dan infrastruktur sipil di provinsi Tavush, Armenia. Di antara yang diserang adalah desa Chinary dan Aygepar yang dihujani mortar kaliber 82 mm dan 120 mm.

“Agresi dan serangan terhadap posisi dan wilayah Armenia berlanjut pada 14 Juli dan 16 Juli, yang terakhir merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata,” masih katanya.

Dia juga mengatakan, tidak puas dengan operasi militer yang dilancarkan, tentara  Azerbaijan kemudian melampiaskan rasa frustrasi dengan menjadikan kota Berd di Armenia sebagai target serangan yang menggunakan UAV tempur dan bahkan beberapa peluncur roket Grad.

Serangan ini mengakibatkan dua fasilitas produksi, pabrik Personal Protective Equipment dan pabrik produksi brendi, serta infrastruktur pipa gas rusak. Desa Aygepar dan Movses pun  sekali lagi menjadi sasaran serangan yang mengakibatkan puluhan rumah hancur.

Dia mengatakan, akibat serangan Azerbaijan, empat tentara Armenia tewas dan sekitar sebelas lainnya mengalami luka serius. Dua polisi juga ikut terluka.

Dia menambahkan, serangan terbuka terhadap pemukiman sipil bukan baru kali ini dilakukan Azerbaijan.

“Ini adalah manifestasi dari kebencian, xenophobia, dan intoleransi melawan rakyat Armenia sebagai sebuah kebijakan yang secara resmi dipromosikan oleh level tertinggi di Azerbaijan,” sambungnya.

Dubes Aghajanian mengecam pernyataan Menteri Pertahanan Azerbaijan yang mengancam akan menyerang Metsamor Nuclear Power Plant milik Armenia dengan misil.

“Ancaman-ancaman seperti itu, yang secara terang-terangan merupakan pelanggaran terhadap Hukum Humaniter Internasional, dan Protokol Tambahan Pertama untuk Konvensi Jenewa, khususnya, adalah demonstrasi eksplisit terorisme negara dan niat  Azerbaijan melakukan genocida,” sambungnya.

Seperti biasa, sambungnya, Azerbaijan selalu berusaha untuk untuk menutupi serangan militer skala besar yang mereka lakukan dengan mengkambinghitamkan Armenia.

Di sisi lain, tentara Armenia tidak pernah menembak pemukiman sipil Azerbaijan dalam serangan balasan.

Di saat bersamaan, sambungnya, ada banyak bukti yang memperlihatkan Azerbaijan menempatkan unit artileri mereka di dekat maupun di dalam pemukiman masyarakat sipil. Tindakan Azerbaijan ini membuat pemukiman sipil negara itu jadi rentan terkena serangan balasan.

“Taktik yang sama juga dilakukan Azerbaijan dalam perang di bulan April 2016, dan ini adalah bukti kuat bahwa pemimpin politik dan pemimpin militer Azerbaijan tidak peduli dengan keamanan rakyat mereka sendiri,” sambungnya lagi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA