Kantor kepresidenan Turki mengatakan, dalam kunjungan kilatnya itu Erdogan menginspeksi isi dalam bangunan. Diyanet, otoritas agama di negara itu, mengatakan ikon-ikon Kristen akan ditutup dan tidak dinyalakan selama waktu ibadah umat Islam nanti, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (19/7).
Tidak dijelaskan apakah Erdogan akan menjadi salah satu dari sekitar 500 jamaah yang akan menghadiri shalat Jumat perdana di Aya Sofya yang akan dilaksanakan pada 24 Juli mendatang.
Pekan lalu, Pengadilan tinggi Turki telah mengeluarkan keputusan untuk mencabut status museum bangunan yang diberikan hampir seabad lalu. Bangunan abad keenam itu telah dibuka untuk semua pengunjung, terlepas dari kepercayaan mereka, sejak diresmikan sebagai museum pada tahun 1935.
Awal pekan ini, Diyanet mengatakan, meskipun kini fungsinya telah berubah menjadi masjid, bangunan bersejarah itu akan terus dibuka untuk semua pengunjung di luar jam yang diberikan untuk beribadah umat Muslim.
Situs Warisan Dunia UNESCO itu pertama kali dibangun sebagai katedral di masa kekaisaran Bizantium, tetapi akhirnya diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453. Di bawah pendiri republik modern Mustafa Kemal Ataturk, Aya Sofya kemudian difungsikan sebagai museum.
Erdogan mengatakan pada tahun lalu bahwa membuka Aya Sofya sebagai museum merupakan kesalahan yang sangat besar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: