Menurut sebuah pernyataan dari Pusat Informasi Wadi Hilweh, Gaith ditangkap dari rumahnya di lingkungan Silwan, Yerusalem, untuk kemudian digiring menuju rumah tahanan, seperti dikutip dari
AA, Minggu (19/7).
Ghaith telah ditangkap oleh polisi Israel setidaknya 17 kali sejak ia menjabat pada Agustus 2018. Dan penangkapan kali ini menjadi yang ketiga sepanjang tahun ini. Sebelumnya, Ghaith telah ditangkap secara singkat pada April dan Mei 2020.
Pasukan Israel telah menutup beberapa institusi milik Palestina dan menangkap tokoh-tokoh penting dalam beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari kampanye untuk menindak simbol-simbol Palestina di Yerusalem.
Yerusalem tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Hukum internasional terus memandang Yerusalem Timur, bersama dengan seluruh Tepi Barat, sebagai 'wilayah pendudukan' dan menganggap semua pembangunan pemukiman Yahudi di sana sebagai sebuah tindakan yang ilegal.
Hingga kini, warga Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel sejak 1967 itu suatu hari nanti dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: