Melalui pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Senin (20/7), dua kementerian tersebut meminta maaf atas kesalahan administrasi yang membuat penyampaian hasil tes molor tiga pekan setelah pekerja migran tersebut di tes swab.
"Kami mohon maaf atas kesalahan dan konsekuensi keterlambatan dalam menyampaikan hasil tes kepada (pekerja) dan majikannya. Kami telah menghubungi majikannya untuk menjelaskan situasi," ujar MOM dan MOH seperti dikutip
CNA.
Pekerja migran tersebut diketahui tinggal di Asrama Toh Guan. Ia menjalani tes Covid-19 pada 22 Juni. Namun hasilnya baru diinformasikan pada 13 Juli dan hasilnya positif.
Insiden ini pada awalnya dilaporkan oleh dua majikan pekerja tersebut, Tsjin Chandra Dolly dan Kelly Soh melalui unggahan Facebooknya. Itu karena, pada 15 Juli, pekerja tersebut diketahui masih terus tinggal dengan 11 teman sekamarnya.
MOH berdalih, tes terhadap pekerja tersebut dilakukan hanya bagian dari tes individual survei untuk melihat penyebaran virus sehingga telah terjadi kesalahan administrasi karena hasil masuk ke survei gabungan.
Meski begitu, akhirnya pihak berwenang melakukan tes pada pekerja dan 11 teman sekamarnya, hasilnya pun positif Covid-19 dan mereka dibawa keluar dari asrama.
"Selama periode ini, semua 12 pekerja terus dirawat di kamar mereka, kesehatan mereka dipantau oleh staf medis dengan pembacaan oksimeter denyut, pembacaan suhu dan pemeriksaan gejala," lanjut keterangan dua kementerian.
MOM dan MOH menambahkan, para pekerja tersebut tidak menunjukkan gejala infeksi pernapan akut dan mulai sembuh.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: