Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tangis Kanye West Pecah Di Kampanye Perdana, Upaya Politik Atau Promosi Album?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 20 Juli 2020, 12:23 WIB
Tangis Kanye West Pecah Di Kampanye Perdana, Upaya Politik Atau Promosi Album?
Kanye West tampak bersemangat saat berorasi di kampanye perdananya/BBC
rmol news logo Rapper ternama Amerika Serikat, Kanye West tampaknya berupaya menunjukkan keseriusannya untuk maju dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat tahun 2020 ini. Hal itu dibuktikan dengan digelarnya kampanye perdana West di Charleston, South Carolina pada Minggu (19/7) waktu setempat.
 
Dalam pidato berdurasi lebih dari satu jam di kampanye itu, sang rapper secara lantang menyuarakan gagasan dan sudut pandangnya soal sejumlah isu, termasuk soal aborsi, ekonomi dan pornografi.

Pada kesempatan yang sama dia juga mengkritik perjuangan Harriet Tubman. Dia adalah seorang pendukung abolisi, kemanusiaan, dan mata-mata selama Perang Saudara Amerika Serikat. Dia tercatat dalam sejarah telah terlibat dalam tiga puluh misi untuk menyelamatkan lebih dari tiga ratus budak pada abad ke-19.

"Harriet Tubman tidak pernah benar-benar membebaskan para budak. Dia hanya membuat budak bekerja untuk orang kulit putih lainnya," kata West dalam konteks pembahasan soal ketidaksetaraan ekonomi.

Kemudian, pada satu titik West tampak tidak bisa membendung air matanya ketika berbicara tentang aborsi. Dia mengatakan bahwa orangtuanya hampir menggugurkannya ketika masih berada di dalam kandungan.

"Tidak akan ada Kanye West, karena ayah saya terlalu sibuk," ujar West.

"Saya hampir membunuh putri saya, bahkan jika istri saya (Kim Kardashian West) menceraikan saya setelah pidato ini, dia membawa North (nama putrinya) ke dunia, bahkan ketika saya tidak mau," sambungnya.

Namun dia kemudian menambahkan bahwa dia percaya aborsi harus tetap legal, tetapi harus ada dukungan keuangan untuk ibu-ibu baru yang berjuang dengan anak.

"Setiap orang yang memiliki bayi mendapat satu juta dolar," kata West.

"Aborsi harus legal karena tebak apa? Lagipula hukum bukan oleh Tuhan, jadi apa legalitasnya?" tambah West.

Kampanye West tersebut menarik perhatian banyak pihak, karena tampak tidak biasa dari kampanye politik pada umumnya di Amerika Serikat.

BBC menggambarkan acara tersebut bahkan digambarkan lebih mirip pesta ulang tahun bergaya kampanye daripada kampanye politik.

West muncul di tengah kampanye dengan gaya "nyentrik", yakni tulisan "2020" di rambut belakangnya yang dicukur. Dia juga mengenakan pakaian yang tidak biasa, yakni pakaian pelindung keamanan.

Pada kampanye tersebut, dia berbicara kepada audiens yang datang tanpa mikrofon. Hal itu membuat West berulang kali harus mengatakan kepada kerumunan agar diam sehingga West bisa menyampaikan pernyataannya dengan baik.

Sementara itu, dikabarkan Reuters, kampanye itu digelar di aula namun hanya tamu terdaftar yang diizinkan untuk masuk. Tidak jelas bagaimana para tamu tersebut mendaftar, karena situs web kampanye West tidak memiliki fungsi bagi orang untuk mendaftar atau RSVP.

Meski begitu, kampanye itu sendiri disiarkan langsung di YouTube dan ditayangkan di stasiun televisi lokal.

Bagi para penggemarnya, kampanye West tersebut membingungkan. Karena mereka mempertanyakan apakah ini benar-benar kampanye politik West untuk maju dalam pemilu presiden 2020 atau merupakan bagian dari promosi untuk album baru West.

Spekulasi soal album baru West muncul setelah dia membuat cuitan di Twitter, yang kemudian dihapusnya, soal daftar lagu untuk album barunya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA