Laporan tersebut diperoleh setelah HRW mendokumentasikan pengalaman lebih dari 800 atlet dalam 50 cabang olahraga.
Laporan setebal 67 halaman yang dirilis pada hari Senin(20/7) berjudul "I Was Hit So Many Times I Can't Count" mendokumentasikan sejarah hukuman fisik dalam dunia olah raga Jepang berupa kekerasan fisik seperti dipukul di wajah, ditendang, dan dicambuk, bahkan dilecehkan secara seksual.
“Selama beberapa dekade, anak-anak di Jepang telah dipukuli secara brutal dan dilecehkan secara verbal atas nama memenangkan piala dan medali,†kata Minky Worden, direktur inisiatif global di Human Rights Watch (HRW), dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AFP, Senin (20/7).
Pada 2013, Komite Olimpiade Jepang (JOC) berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk menghapuskan kekerasan di antara federasi olahraga, setelah survei internal mengungkapkan lebih dari 10 persen atletnya telah menjadi korban perundungan dan pelecehan.
Mereka juga memotong dana untuk federasi judo, setelah seorang pelatih terbukti melakukan pelecehan terhadap atlet wanitanya.
HRW mengatakan, apa yang dilakukan tidak cukup membantu. Mereka menuntut organisasi seperti Dewan Olahraga Jepang dan JOC menggunakan Olimpiade mendatang sebagai katalisator untuk membuat perubahan.
Laporan ini didasarkan pada wawancara kepada lebih dari 50 atlet yang masih aktif dan para mantan atlet yang sudah tidak aktif lagi. Survei yang dilakukan secara online itu menarik lebih dari 757 tanggapan dan pertemuan dengan delapan organisasi olahraga Jepang.
Dari 381 responden survei yang berusia 24 atau lebih muda, 19 persen di antaranya menunjukkan mereka pernah dipukul, ditinju, ditampar, ditendang, dijatuhkan ke tanah atau dipukuli dengan benda saat berpartisipasi dalam olahraga.
Pengalaman ini terjadi di setidaknya 22 cabang olahraga yang berbeda, kata laporan itu.
“Pelatih mengatakan kepada saya bahwa saya tidak cukup serius dengan lari, jadi kami semua dipanggil ke pelatih dan saya dipukul di depan semua orang. Saya berdarah, tetapi dia tidak berhenti memukul saya,†tulis laporan itu mengutip pengakuan seorang atlet profesional yang diberi nama samaran Daiki A.
Sebanyak 18 persen atlet dilaporkan mengalami pelecehan verbal, dan 5 di antaranya melaporkan telah mengalami pelecehan seksual saat berpartisipasi dalam olahraga anak-anak.
Komite Olimpiade Jepang belum menanggapi mengenai laporan tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: