Adnan Ghaith telah ditangkap oleh pasukan keamanan Israel lebih dari 10 kali selama dua tahun terakhir, tetapi biasanya ia ditangkap karena pelanggaran kecil akibat terlibat dalam kegiatan politik ‘ilegal’ di kota yang disengketakan itu. Dan umumnya dibebaskan lagi dalam satu atau dua hari. Dugaan keterlibatan rencana tindakan terorisme telah memberatkannya kali ini.
“Israel sedang menyelidiki gubernur Yerusalem atas dugaan terorisme. Ini adalah tuduhan pertama terhadap pemimpin yang sering ditangkap,†kata pengacaranya, Mohammed Mahmoud, seperti dikutip dari
AFP, Senin (20/7).
Ini adalah pertama kalinya Ghaith menjadi subyek penyelidikan terorisme dan agen keamanan domestik Israel yang kuat, Shin Bet, terlibat dalam kasus ini, kata Mahmoud.
Shin Bet tidak segera menanggapi dugaan pengacara itu.
Juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld mengatakan bahwa Ghaith telah ditangkap di rumahnya di Yerusalem timur pada hari Minggu (19/7).
“Dia diinterogasi oleh pasukan keamanan,†kata Rosenfeld.
Israel menduduki Yerusalem timur dalam pertempuran yang disebut Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. Israel menganggap seluruh kota sebagai ibukotanya, sementara Palestina berharap sektor timur akan menjadi ibukota negara mereka di masa depan.
Ghaith telah ditangkap oleh polisi Israel setidaknya 17 kali sejak ia menjabat pada Agustus 2018. Dan penangkapan kali ini menjadi yang ketiga sepanjang tahun ini. Sebelumnya, Ghaith telah ditangkap secara singkat pada April dan Mei 2020.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.