Pesawat milik Vietnam Airlines itu meninggalkan Ibukota Polandia, Warsawa, dengan penumpang yang terjebak di Austria, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Hungaria, Italia, Belanda, Polandia, Rumania, dan Slovakia, negara-negara yang dilanda pandemik Covid-19 yang parah dan dengan batasan perjalanan yang ketat.
Pada saat pembelakuan lockdown di negara-negara itu, warga Vietnam terjebak tidak bisa kembali pulang ke tanah air. Mereka terdampar di berbagai negara di Eropa.
Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum diangkut ke dalam pesawat dan dikarantina pada saat kedatangan. Sampel para penumpang itu telah diambil untuk pengujian lebih lanjut, dikutip dari
VN Express, Rabu (22/7).
Eropa adalah hotspot Covid-19 global dengan lebih dari 2,7 juta infeksi dan 199.749 kematian sejauh ini. Dalam beberapa bulan terakhir Vietnam telah memulangkan lebih dari 2.000 warganya dari benua itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis lalu bahwa 13.323 Vietnam telah dibawa kembali dengan 55 penerbangan sejak 10 April.
Sementara itu kepala Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam, Dinh Viet Thang mengatakan 50 penerbangan lagi akan membawa lebih dari 13 ribu warga Vietnam pulang pada akhir bulan depan.
Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa infeksi komunitas dapat kembali ke Vietnam bersamaan dengan repatriasi warganya serta masuknya para pekerja serta spesialis asing ke negara itu.
Sejauh ini Vietnam telah melaporkan 401 infeksi Covid-19, termasuk 36 kasus aktif yang semuanya adalah orang asing dan repatriat Vietnam yang dikarantina pada saat kedatangan. Negara ini belum melaporkan penularan penyakit oleh masyarakat selama lebih dari tiga bulan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: