Selain seorang sejarawan, Dmitriyev adalah seorang kepala kelompok HAM terkemuka Memorial di Karelia di Rusia barat laut. Dia telah menghabiskan beberapa dekade mencari dan menggali kuburan massal orang-orang yang terbunuh di bawah pemerintahan diktator Soviet Joseph Stalin.
Memorial mengatakan menghukum peneliti yang diadili di balik pintu tertutup, adalah bagian dari penindasan terhadap pembangkang, dikutip dari
AFP, kamis (23/7).
Pengacara Viktor Anufriyev mengatakan kepada wartawan di luar gedung pengadilan di kota barat laut Petrozavodsk bahwa hakim mendapati kliennya bersalah atas pelecehan seksual terhadap putri angkatnya dan menghukumnya tiga tahun dan enam bulan di koloni hukuman rezim ketat.
Pengacara mengatakan bahwa dirinya belum menerima putusan tertulis dan ada kemungkinan bahwa dengan dikurangi masa tahanan pra-sidang Dmitriyev yang saat ini berusia 64 tahun itu bisa bebas pada September mendatang.
Anufriyev mengatakan sejarawan itu telah dibebaskan dari tuduhan pornografi yang berasal dari kasus kriminal pertamanya.
Ini bukan kali pertama bagi Dmitriyev berurusan dengan hukum. Dia pernah ditangkap pada akhir 2016 dengan tuduhan pornografi anak, kemudian dibebaskan pada 2018, dan kemudian ditangkap lagi dalam kasus kekerasan seksual baru.
Penuntut mengklaim bahwa sejarawan itu melakukan pelecehan seksual terhadap anak angkatnya, namun tuduhan itu telah dibantah oleh Dmitriyev.
"Tidak ada keraguan bahwa Yury Dmitriyev tidak bersalah," kata Memorial menjelang vonis.
"Kebenaran tentang masa lalu tidak sesuai dengan narasi sejarah negara," tambah Memorial.
Simpatisan Dmitriyev termasuk yang berada di dalam dan luar negeri mengatakan kasus terhadap Dmitriyev adalah upaya untuk menghukum sejarawan yang telah meminta perhatian pada salah satu bab paling gelap dalam sejarah Rusia.
Dmitriyev dikenal karena membantu membuka peringatan Sandarmokh di hutan pinus di Karelia untuk mengenang ribuan korban, termasuk banyak orang asing yang terbunuh pada 1937 dan 1938 di Rusia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.