Thaci mengatakan protes terhadap pembangunan masjid di Pristina tidak boleh memprovokasi kebencian. Dia menambahkan tidak ada seorang pun di Kosovo yang perlu merasa dihina, diabaikan, atau diistimewakan karena alasan agama.
"Ungkapan protes dan ketidakpuasan adalah nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat kita. Namun, mereka seharusnya tidak pernah memprovokasi kebencian antara agama dan kelompok etnis," katanya di media sosial, seperti dikutip dari
AA, Kamis (23/7).
Sebelumnya, pembangunan Masjid Pusat Pristina itu diprotes oleh sebuah kelompok marjinal yang berada di kota itu.
Pembangunan masjid itu juga mendapat kritik dari mantan perwira militer Binak Gashi dari Tentara Pembebasan Kosovo (UCK).
Pembangunan masjid dimulai pada 2012 oleh Uni Islam Kosovo (Urusan Agama Kosovo). Namun, proyek pembangunan ini ditunda hingga 15 Juli 2020.
Presiden Uni Islam Kosovo Naim Ternava mengatakan seluruh masjid di Turki telah mengumpulkan dana sebanyak 40 juta euro atau setara dengan 46 juta dolar AS untuk membantu pembangunan masjid Pristina.
Pristina merupakan sebuah ibukota Kosovo dan kota terbesar di negara itu yang terletak di bagian selatan. Kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 600 ribu jiwa yang menghubungkan bandara utama Bandara Internasional Pristina dan Universitas Pristina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.