Sebuah portal Serbia menyatakan bahwa apa yang dikatakan menteri perdagangan itu muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Khalaf Khalafov menyatakan kekecewaannya terhadap adanya ekspor senjata ke Armenia.
Khalafov mengatakan kepada staf diplomatik dari Serbia, Danica Veinovic, bahwa Serbia telah memasok sejumlah besar senjata ke Armenia, termasuk mortir yang digunakan Armenia pada konflik baru-baru ini.
Khalafov juga mengisyaratkan bahwa tuduhan bahwa Azerbaijanlah yang menggunakan mortir itu akan membahayakan hubungan persahabatan antara Serbia dan Azerbaijan.
“Pada tahun 2020, sebuah perusahaan swasta mengekspor senjata ke Armenia, tetapi perusahaan yang dikelola negara bukan bagian dari kesepakatan. Pada bulan Mei dan Juni, perusahaan ini memasok senapan dan pistol dengan harga sedikit di atas satu juta Euro," kata Rasim Ljajjic, seperti dikutip dari
News Am, Kamis (23/7).
Dia juga menegaskan bahwa Kementerian Luar Negeri Serbia telah mencapai kesepakatan tentang pengiriman tersebut. Juga didukung oleh Kementerian Pertahanan, Urusan Dalam Negeri dan Luar Negeri, yang telah mencapai kesepakatan sebelumnya.
Kantor Layanan Khusus juga memberikan persetujuan mereka.
"Kami memberikan izin terakhir hanya setelah semua orang mencapai kesepakatan," kata Rasim Ljajic.
Ia juga menegaskan bahwa Armenia tidak berada di bawah sanksi Uni Eropa, AS, dan Rusia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: