Hal itulah yang membuat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito, Ekuador akhirnya melanjutkan kelas tari yang sudah terhenti selama tiga bulan lamanya.
Mengingat infeksi virus corona yang terus bertambah, kelas tari belum bisa dilakukan secara langsung. Guna menjaga keselamatan, kelas dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom dan dimulai sejak 3 Juli 2020.
Kelas tari tradisional Indonesia tersebut tetap dilakukan sesuai jadwal rutin, yaitu dua kali dalam seminggu, setiap Rabu dan Jumat, mulai pukul 16.00 waktu setempat.
Mengutip keterangan tertulis KBRI yang diterima redaksi pada Jumat (24/7), kelas tari virtual tersebut diikuti oleh sekitar 10 orang peserta dari Ekuador dan Meksiko. Mereka dilatih oleh penari berbakat, Edgar Freire.
Meski kelas tidak dapat dilakukan dengan leluasa dan fokus perhatian pelatih terbagi-bagi ke banyak layar, namun pihak KBRI sudah menyiapkan video rekaman agar peserta bisa mengulangi pelajarannya.
Selain itu, kelas tari tersebut juga disiarkan secara langsung melalui berbagai media sosial seperti Facebook. Tujuannya, selain untuk pembelajar ulang, juga bisa dijadikan bahan promosi kepada publik.
"Dengan adanya kelas tari secara virtual diharapkan bisa menginspirasi banyak pihak. Meskipun situasi terbatas dengan adanya pandemik Covid-19, namun (kita) masih bisa melakukan kegiatan produktif selama berada di rumah, salah satunya seperti kelas tari yang dilakukan oleh KBRI Quito," tulis KBRI.
Selain kelas tari, KBRI Quito juga memiliki kelas gamelan yang sementara ini masih belum diaktifkan. Kelas gamelan diharapkan sudah bisa dibuka ketika pandemik Covid-19 berakhir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Pandemik Covid-19 tidak bisa terus menerus menghentikan aktivitas. Alih-alih, kita harus mencari alternatif lain untuk tetap bisa berkembang di tengah krisis seperti saat ini. 
(1).jpeg)
(1).jpg)
(1).jpeg)
(1).jpeg)
