Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Singapura Kecewa Setelah Mantan Atletnya Mengaku Disiksa Dan Dilecehkan Selama Berlatih Di China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 24 Juli 2020, 17:04 WIB
Singapura Kecewa Setelah Mantan Atletnya Mengaku Disiksa Dan Dilecehkan Selama Berlatih Di China
Ilustrasi/Net
rmol news logo Asosiasi Ice Skating Singapura (SISA) menyatakan kekecewaannya setelah seorang mantan atlet skater mereka Jessica Shuran Yu mengaku bahwa dirinya mengalami penganiayaan fisik dan mental selama berlatih di Tiongkok.

Yu yang kini kini berusia 19 tahun meskipun lahir dan dilatih di China tetapi ia berkompetisi secara internasional untuk Singapura mengungkapkan dalam sebuah postingan Instagram bahwa ia mengalami penganiayaan fisik tersebut sejak dirinya berusia 11 tahun. Penganiayaan itu termasuk pukulan berulang kali yang dilakukan oleh pelatihnya serta ditendang oleh ujung pisau sepatu skate hingga berdarah.

"Pelecehan itu dimulai sejak usia 11 tahun ketika saya mulai diberi tahu untuk mengulurkan tangan setiap kali saya melakukan kesalahan. Pada hari-hari yang sangat buruk, saya akan dipukul lebih dari 10 kali berturut-turut sampai kulit saya berdarah," katanya, seperti dikutip Straitstimes, Jumat (24/7).

Yu, yang mewakili Singapura di Asian Games 2017 dan berhasil meraih medali emas itu mengungkapkan selain menganiaya secara fisik, pelatih juga sering mengeluarkan pelecehan verbal berupa kata-kata kasar kepada dia dan rekan atlet lainnya.

Dalam sebuah posting di laman Facebook-nya pada hari Jumat (24/7), Singapore Ice Skating Association (SISA) mengucapkan terima kasih kepada juara SEA Games 2017 itu karena telah berani bersuara.

"Kami memuji kekuatan dan keberaniannya untuk dapat berbicara tentang pengalamannya (dan) berharap itu akan membantu orang lain dalam posisi yang sama," katanya.

Tuduhan penganiayaannya itu menjadi guncangan terbaru dunia olahraga dalam beberapa pekan terakhir. Setelah sebelumnya seorang mantan pesenam Australia mengumumkan ke publik tentang berbagai penyiksaan fisik, mental, dan emosional, sementara laporan Human Rights Watch minggu ini merinci penganiayaan yang merajalela menimpa para atlet muda di Jepang.

Kasus atlet triatlon muda Korea Selatan Choi Suk-hyeon, yang melakukan aksi bunuh diri tahun lalu menjadi berita utama global setelah diketahui bahwa ia telah mengalami penganiayaan fisik dan verbal dari staf pelatih yang diduga diabaikan oleh otoritas olahraga selama bertahun-tahun. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA