Kota yang berjarak 172 kilometer dari ibukota Pyongyang itu telah ditutup sejak hari Jumat kemarin (24/7).
Kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Dutabesar RI untuk Republik Rakyat Demokratik Korea, Berlian Napitupulu, mengatakan, sejauh ini situasi di ibukota Pyongyang masih seperti biasa.
“Belum terlihat ada perubahan. Tapi sejak awal Juli, Pemerintah sudah mengeluarkan pernyataan agar sistem darurat anti epidemi tetap di-maintain bahkan ditingkatkan,†ujar Dubes Berlian Napitupulu.
Kantor Berita KCNA melaporkan, sang talbukja meninggalkan Korea Utara tiga tahun lalu. Dia memasuki Kaesong pada 19 Juli lalu.
Juga disebutkan bahwa pembelot itu telah dikarantina untuk menghindarkan penyebaran lebih lanjut. Begitu juga orang-orang yang bertemu dengannya dalam lima hari terakhir.
Bila sang pembelot dinyatakan positif terjangkit Covid-19, maka ini adalah kasus Covid-19 pertama di negeri Kim Jong Un itu. Korea Utara menutup perbatasan negara segera setelah Republik Rakyat China menutup kota Wuhan di Provinsi Hubei yang menjadi titik nol penyebaran Covid-19 pada tanggal 21 Januari lalu.
Korea Utara menduga sang pembelot itu sengaja disusupkan memasuki wilayah mereka. Bulan lalu, kelompok talbukja di Korea Selatan juga membuat ulah. Mereka melepaskan balon-balon propaganda ke wilayah Korea Utara yang berisi kecaman dan olok-olok terhadap pemimpin Korea Utara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: