Hal tersebut dilaporkan oleh UAWire yang mengutip surat kabar China,
Sohu.
"Kali ini Rusia mengumumkan penundaan pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 ke China. Sampai batas waktu tertentu, kita dapat katakan bahwa keputusan tersebut demi China. Mendapatkan senjata tidak semudah menandatangani faktur," tulis
Sohu.
Melansir
ANI News, Senin (27/7), pengumuman penangguhan pengiriman S-400 muncul setelah China mengatakan, Rusia khawatir pengiriman S-400 pada saat ini bisa mempengaruhi tindakan anti-pandemik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang dapat memicu masalah.
"Mereka (Rusia) mengatakan pekerjaan pengiriman senjata-senjata ini cukup rumit. Sementara China harus mengirim personel untuk pelatihan, Rusia juga perlu mengirim banyak personel teknis untuk memasukkan senjata ke dalam layanan," lanjut
Sohu.
Pada 2018, China menerima rudal S-400 pada tahap pertama. Sistem pertahanan rudal tersebut sangat digemari banyak pihak karena dianggap paling canggih dari jenisnya di Rusia. S-400 mampu menghancurkan target pada jarak hingga 400 kilometer dan ketinggian hingga 30 kilometer.
Akhir-akhir ini, hubungan persahabatan antara Rusia dan China menjadi perhatian. Dalam banyak kasus, keduanya sangat kompak. Namun, beberapa waktu lalu, Moskow menuding Beijing melakukan kegiatan spionase. .
Pihak berwenang Rusia mendapati Presiden Akademi Ilmu Sosial Arktik Univeristas St Petersburg, Valery Mitko, bersalah karena menyerahkan informasi rahasia kepada intelijen China.
Isu spionase yang dilakukan Beijing juga telah merusak hubungan China dan Amerika Serikat (AS), di mana keduanya saling menyerang dengan menutup masing-masing satu konsulat jenderal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: