Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masjid Di Tepi Barat Jadi Target Vandalisme, Disemprot Cat Hingga Dibakar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 27 Juli 2020, 17:46 WIB
Masjid Di Tepi Barat Jadi Target Vandalisme, Disemprot Cat Hingga Dibakar
Sebuah masjid di kota Al Bireh, Tepi Barat yang jadi target aksi vandalisme/Net
rmol news logo Aksi vandalisme terjadi pada sebuah masjid di Kota Al Bireh, Tepi Barat. Beberapa bagian masjid tersebut dibakar dan dirusak.

Melansir Reuters, bagian kamar mandi masjid tersebut dibakar setelah diberi cairan kimia melalui jendela yang pecah. Sementara pada dinding masjid disemprotkan cat hitam bertuliskan "Tanah Israel untuk Rakyat Israel" dalam bahasa Ibrani.

Aksi tersebut terjadi pada Senin (27/7) sebelum fajar.

Menurut keterangan warga sekitar, petugas pemadam kebakaran datang sebelum api merambah ke area tempat shalat.

Pejabat Departemen Agama, Hussam Abu El-Rub menuding, pihak berwenang Israel bertanggung jawab atas insiden tersebut. Ia juga mendesak komunitas internasional untuk ikut campur tangan dalam penyerangan situs suci umat Islam tersebut.  

"Pemerintah Israel bertanggung jawab atas tindakan kriminal dan rasis seperti itu," ujar seorang pejabat Departemen Agama, Hussam Abu El-Rub seperti dikutip Anadolu Agency.

Aksi vandalisme dengan menyemprotkan cat hitam dengan tulisan Ibrani bukan kali ini terjadi. Beberapa tindakan seperti itu pernah dilakukan terhadap berbagai properti Palestina.

Polisi Israel sendiri menduga aksi tersebut dilakukan oleh para ultranasionalis Israel di Tepi Barat.

Dari data pemerintah Palestina, ada lebih dari 700 ribu pemukim Yahudi yang tinggal di 196 pemukiman yang dibangun dengan persetujuan pemerintah Israel.

Aksi vandalisme ini semakin memicu ketegangan antara Palestina dan Israel di tengah rencana aneksasi Tepi Barat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Rencana aneksasi Tepi Barat sendiri ditargetkan pada 1 Juli 2020, namun tidak terlaksana karena penolakan kuat dari dunia internasional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA