Pemerintah Korea Utara melakukan
lockdown atau penguncian kota perbatasan Kaesong segera setelah kasus pertama Covid-19 di negara itu dikonfirmasi.
Tidak lama setelah itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan keadaan darurat pada hari Minggu (26/7).
Menyusul keadaan darurat itu, pada Selasa (28/7), pemerintah Korea Utara mengumumkan sederet langkah pencegahan yang lebih agresif agar penularan virus corona tidak meluas di negara tersebut.
Mengutip
Channel News Asia, di antara langkah pencegahan tersebut adalah melakukan karantina serta
screening yang ketat di Kaesong. Selain itu, distribusi perangkat pengujian serta APD pun dilakukan sesegera mungkin.
Sementara itu, merujuk pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada
Reuters awal pekan ini, otoritas Korea Utara telah melaporkan bahwa mereka telah melakukan tes Covid-19 pada 1.211 orang pada 16 Juli lalu. Semua orang yang dites dinyatakan negatif Covid-19.
Laporan yang sama juga mengatakan bahwa pada saat itu, sebanyak 696 warga negara berada di bawah karantina.
Selain itu, masih kata laporan yang sama, Korea Utara telah memiliki perangkat yang memadai untuk memfasilitasi 1.000 tes Covid-19.
Bukan hanya itu, di Korea Utara juga telah ada 15 laboratorium yang ditunjuk untuk melakukan tes Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: