RMOL. Warga Palestina di Tepi Barat akan menerima dana hibah senilai 30 juta dolar AS dari Bank Dunia untuk mengatasi dampak krisis akibat pandemik Covid-19 yang telah memperburuk situasi di wilayah itu.
Dana tersebut akan mendukung penciptaan lapangan kerja dan proyek-proyek kesejahteraan lainnya. Selain itu akan digunakan untuk membantu populasi Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang sangat terpukul akibat ekonomi yang lumpuh.
Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza Kanthan Shankar mengatakan situasi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi warga Palestina di Jalur Gaza.
"Pandemik Covid-19 merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan konsekuensi sosial-ekonomi yang sangat parah dalam ekonomi Palestina yang sedang berjuang," kata Kanthan Shankar, seperti dikutip dari
Memo, Rabu (29/7).
"Memerangi kemiskinan dan pengangguran adalah prioritas utama bagi Bank Dunia," tambah Kanthan.
"Hibah ini berupaya mengurangi dampak pandemik terhadap rumah tangga Palestina dengan menciptakan alternatif lapangan kerja."
Pada bulan April, kerugian ekonomi di Jalur Gaza yang diperkirakan mencapai 200 juta dolar AS akibat pengepungan Israel yang diperburuk pandemik Covid-19.
Secara keseluruhan, ekonomi Palestina dilaporkan menyusut antara 7,6 hingga 11 persen, penurunan parah terjadi setelah mengalami pertumbuhan satu persen pada 2019.
Lebih dari seperempat warga Palestina hidup dalam kemiskinan sebelum virus corona mewabah. Bank Dunia mengatakan angka itu kemungkinan telah meningkat menjadi 30 persen di Tepi Barat dan 64 persen di Jalur Gaza.
Sejak 2006, Israel telah memberlakukan blokade di Jalur Gaza, tempat hampir dua juta warga Palestina tinggal, menghancurkan sistem ekonomi, kesehatan dan pendidikan daerah itu.
Hingga saat ini tercatat ada 14.458 kasus virus corona di Palestina, 11.209 di Tepi Barat, 75 di Jalur Gaza dan 3.174 di Yerusalem Timur.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: