Otoritas Palestina (PA) telah memberlakukan penguncian wilayah di bebarapa lokasi, membuat bisnis terpaksa ditutup dan itu berarti membuat angka pengangguran bertambah 18 persen.
"Saat sekarang, siapa yang bisa membayar domba untuk dikorbankan?" tanya pedagang ternak Daoud Ebayat di pasar lereng bukit di Betlehem. "Orang-orang tidak dapat menanggung biaya untuk anak-anak mereka, tidak ada pekerjaan."
Sekitar 115.000 domba dan sepuluh ribu anak sapi dijual selama Idul Adha di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur pada tahun lalu, menurut data kementerian.
Tetapi saat ini dengan banyak yang kehilangan pekerjaan, dan pegawai negeri dengan gaji yang dikurangi ketika PA berupaya untuk menghadapi krisis keuangan, pejabat setempat mengatakan penjualan domba telah merosot.
"Angka penjualan domba turun sekitar 20 persen atau lebih," kata Tareq Abu Laban, seorang pejabat di kementerian pertanian Palestina, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (30/7).
Di Bethlehem, beberapa pembeli terlihat tawar menawar dengan pedagang di pasar hewan yang tidak terlalu ramai. Harga satu domba sekitar 2.000 syikal atau 588 dolar AS. Sementara penghasilan bulanan rata-rata di Tepi Barat adalah 350 dolar AS.
Beberapa pembeli mencoba patungan dengan keluarga besar mereka untuk berbagi hewan kurban seperti sapi atau unta.
Pengelola rumah jagal di Al-Bireh, Eyad Daraghmeh, mengatakan, ada beberapa kandang hewan yang kosong sebagai dapak dari merosotnya ekonomi Palestina.
"Gudang ini dulu penuh dengan hewan untuk kurban, setidaknya 6.000 tersedia untuk disembelih," kata Daraghmeh.
Palestina telah melaporkan lebih dari 11 ribu angka positif Covid-19 dengan kematian lebih dari 80 orang per Jumat (30/7).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: