Hal tersebut dikatakan Pompeo saat mendapatkan tekanan selama pertemuan dengan Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada Kamis (30/7). Di mana ia mendapatkan pertanyaan dari Senator Demokrat, Bob Menendez terkait laporan intelijen yang menyebut Rusia akan memberikan imbalan pada Taliban untuk membunuh pasukan AS.
Pompeo sendiri tidak menjawab secara khusus pertanyaan tersebut. Alih-alih, ia mengatakan dirinya telah memberikan peringatan pada Rusia yang juga mengancam kepentingan AS di Timur Tengah dan tempat lain, selain Afganistan.
"Saya yakinkan Anda bahwa setiap kali saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri (Rusia) (Sergei) Lavrov, saya telah mengangkat semua masalah yang memberi risiko orang Amerika," terang Pompeo seperti dilansir
The Hill.
“Kami telah mengangkat ini tidak hanya di level saya,†tambah Pompeo.
Ketika laporan mengenai imbalan Rusia muncul dirilis pertama kali oleh
New York Times dan
Washington Post, Pompeo dan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany telah membantahnya.
McEnany mengatakan, Presiden Donald Trump dan wakilnya, Mike Pence, tidak pernah diberi pengarahan oleh intelijen mengenai laporan tersebut.
Pekan ini, seorang jurubicara Gedung Putih menyebut laporan intelijen yang selama ini menjadi sumbu permusuhan AS dan Rusia tidak dapat diverifikasi
"Keamanan pasukan AS adalah prioritas utama Presiden di Afghanistan," tutur Direktur Komunikasi Strategis Gedung Putih, Alyssa Farah.
"Negara kami telah melihat konsekuensi yang sangat nyata dari bereaksi berlebihan terhadap intelijen yang tidak diverifikasi di masa lalu. PresidenTrump tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ini," tambahnya merujuk pada laporan intelijen pada 2017 yang mengungkap Rusia ikut campur dalam pemilu AS 2016.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: