Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rusia Ancam Kepentingan AS Di Afganistan, Mike Pompeo Beri Peringatan Pada Menlu Sergei Lavrov

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 31 Juli 2020, 08:12 WIB
Rusia Ancam Kepentingan AS Di Afganistan, Mike Pompeo Beri Peringatan Pada Menlu Sergei Lavrov
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengaku telah memberi peringatan pada Rusia untuk tidak mengganggu kepentingan Washington di di berbagai belahan dunia.

Hal tersebut dikatakan Pompeo saat mendapatkan tekanan selama pertemuan dengan Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada Kamis (30/7). Di mana ia mendapatkan pertanyaan dari Senator Demokrat, Bob Menendez terkait laporan intelijen yang menyebut Rusia akan memberikan imbalan pada Taliban untuk membunuh pasukan AS.

Pompeo sendiri tidak menjawab secara khusus pertanyaan tersebut. Alih-alih, ia mengatakan dirinya telah memberikan peringatan pada Rusia yang juga mengancam kepentingan AS di Timur Tengah dan tempat lain, selain Afganistan.

"Saya yakinkan Anda bahwa setiap kali saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri (Rusia) (Sergei) Lavrov, saya telah mengangkat semua masalah yang memberi risiko orang Amerika," terang Pompeo seperti dilansir The Hill.

“Kami telah mengangkat ini tidak hanya di level saya,” tambah Pompeo.

Ketika laporan mengenai imbalan Rusia muncul dirilis pertama kali oleh New York Times dan Washington Post, Pompeo dan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany telah membantahnya.

McEnany mengatakan, Presiden Donald Trump dan wakilnya, Mike Pence, tidak pernah diberi pengarahan oleh intelijen mengenai laporan tersebut.

Pekan ini, seorang jurubicara Gedung Putih menyebut laporan intelijen yang selama ini menjadi sumbu permusuhan AS dan Rusia tidak dapat diverifikasi

"Keamanan pasukan AS adalah prioritas utama Presiden di Afghanistan," tutur Direktur Komunikasi Strategis Gedung Putih, Alyssa Farah.

"Negara kami telah melihat konsekuensi yang sangat nyata dari bereaksi berlebihan terhadap intelijen yang tidak diverifikasi di masa lalu. PresidenTrump tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ini," tambahnya merujuk pada laporan intelijen pada 2017 yang mengungkap Rusia ikut campur dalam pemilu AS 2016. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA