Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Anggap Rusia-China-Korut Dalang Serangan Siber Besar-besaran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 31 Juli 2020, 08:51 WIB
Anggap Rusia-China-Korut Dalang Serangan Siber Besar-besaran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi
Uni Eropa jatuhkan sanksi pada beberapa entitas di Rusia, China, dan Korea Utara/Net
rmol news logo Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi terhadap beberapa entitas di Rusia, China, dan Korea Utara yang dianggap sebagai dalang serangan siber besar-besaran di seluruh dunia.

Melalui sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (30/7), sanksi pertama UE diberlakukan pada Dinas Intelijen Militer Rusia atau yang dikenal Direktorat Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.

UE menuding dinas tersebut telah melakukan dua serangan siber pada Juni 2017 yang menargetkan beberapa perusahaan di Eropa sehingga mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Lembaga tersebut juga dicurigai menjadi dalang dua serangan siber terhadap fasilitas listrik Ukrania pada 2015 dan 2016.

Dilansir dari Reuters, ada empat pejabat Dinas Intelijen Militer Rusia yang juga dikenai sanksi karena ikut serta dalam serangan siber yang menargetkan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Belanda pada April 2018.

Selain Rusia, perusahaan Korea Utara, Chosun Expo juga mendapatkan sanksi karena dianggap mendukung Grup Lazarus. Grup tersebut bertanggung jawab atas serangkaian serangan siber di seluruh dunia, termasuk pencurian 81 juta solar AS dari rekening Bank Sentral Bangladesh di Federal Reserve Bank, New York pada 2016. Itu adalah penipuan siber terbesar di dunia.

Di samping itu, Chosun Expo juga diduga terkait dengan serangan terhadap studio film Hollywood, Sony Pictures demi mencegah perilisan film satir tentang Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un pada 2014.

Tahun lalu, Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi terhadap Grup Lazarus dan dua kelompok peretas dari Korea Utara atas dugaan partisipasi mereka dalam serangan terhadap Sony Pictures dan Bank Sentral Bangladesh.

Disebut-sebut, Dinas Intelijen Utama Korea Utara berada di belakang para kelompok peretas. Meski, pemerintah Korea Utara sendiri telah membantahnya.

Perusahaan China, Haitai Technology Development juga ikut dihantam oleh serangan siber UE. Perusahaan tersebut dianggap mendukung serangan siber yang bertujuan untuk mencuri data sensitif komersial dari perusahaan multinasional di seluruh dunia. Serangan tersebut dikenal sebagai Operation Cloud Hopper.

Selain perusahaan, dua warga China juga diduga terlibat dalam serangan tersebut dan dikenai sanksi.

Adapun sanksi yang diberikan UE di antaranya adalah larangan perjalanan dan pembekuan aset. Individu, perusahaan, dan entitas UE lainnya juga dilarang menyediakan dana bagi mereka yang terkena sanksi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA