Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Idul Adha Yang Penuh Keprihatinan, Demi Hemat Uang 73 Persen Warga Irak Kurangi Jatah Makan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 01 Agustus 2020, 08:17 WIB
Idul Adha Yang Penuh Keprihatinan, Demi Hemat Uang 73 Persen Warga Irak  Kurangi Jatah Makan
Beberapa wilayah di Irak masih harus dikunci/Net
rmol news logo Warga Muslim Irak turut merayakan Hari Raya Idul Adha pada Jumat (31/7), namun seperti kebanyakan negara lain kali ini Idul Kurban di negara itu dirayakan dalam suasana penuh keprihatinan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pada liburan Muslim Idul Adha, biasanya warga Irak mengunjungi makam orang yang dicintai dan membawa anak-anak ke pasar malam, namun semua begitu berbeda tahun ini, pandemik telah mengubah semua kebiasaan itu.

Virus ini telah menelan korban hampir 4.700 jiwa dan menginfeksi lebih dari 12 ribuorang di Irak. Tak hanya itu, pandemik juga mempertajam krisis ekonomi yang salah satunya lahir dari menurunnya pendapatan minyak.

"Gaji pegawai negeri dibayar terlambat, taksi atau buruh harian tidak lagi memiliki pekerjaan, ini berdampak pada semua orang," kata Ahmed Abdel Hussein, seorang pejabat di Basra, sebuah kota pelabuhan di dekat ujung selatan Irak, seperti dikutip dari AFP, Jumat (31/7).

"Saya memikirkan semua anak-anak yang tahun ini tidak akan mendapatkan hadiah karena krisis," katanya pada hari pertama perayaan Idul Adha yang dirayakan di bawah jam malam.

Penduduk lain mengatakan tahun ini menjadi tahun yang menyedihkan dengan begitu banyaknya beban yang mereka pikul akibat pandemik.

"Idul Adha menjadi hari paling bahagia tahun sebelumnya, sekarang ini menjadi beban," kata Falah yang memiliki dua anak dan seorang ibu lanjut usia yang membantu mengurusi anaknya.

Pemilik toko dan pedagang musiman yang biasanya mendapat keuntungan besar saat pandemik kini harus mengencangkan ikat pinggang lebih ketat.

Salah satunya Abu Hassan al-Bazoun seorang pemilik peternakan domba di Basra, telah mengalami penurunan penjualan.

"Terlepas dari pengangguran yang tinggi, tahun ini, kuncian telah mencegah perdagangan dari satu provinsi ke provinsi lain, sehingga harga domba telah meningkat," katanya kepada AFP.

Dalam sebuah survei oleh Komite Penyelamatan Internasional, 73 persen warga Irak mengatakan mereka makan lebih sedikit untuk menghemat uang, sementara lebih dari 60 persen telah mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Attiya, seorang pemilik toko pakaian mengatakan bisnisnya turun 95 persen dari tahun lalu. Pada Idul Adha 2019 ia mempekerjakan delapan karyawan, namun tahun ini semua berbeda, akibat omset menurun dia melakukan semua kegiatan sendiri dan membuka toko hanya lima jam sehari.

"Banyak toko lain di Basra telah ditutup karena tidak dapat mengimpor apa pun dan banyak yang bahkan tidak dapat membayar sewa," katanya.

Seorang penduduk bernama Ahmed mengatakan sulit untuk tinggal di rumah selama liburan, apalagi warga Irak memiliki kebiasaan saling mengunjungi dan berkumpul bersama meluarga besar saat liburan Idul Adha.

"Tahun ini, kita tidak akan keluar dan kita bahkan tidak bisa membeli untuk hadiah untuk anak-anak," katanya.

Sebagai ganti mereka mengirim pesan-pesan ucapan lewat aplikasi berbagi pesan atau melakukan panggilan video untuk melepas rindu kepada sanak keluarga. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA