Pemerintah daerah di Meksiko sebelumnya mengatakan mereka percaya jumlah sebenarnya kasus infeksi kemungkinan lebih tinggi daripada yang dilaporkan, seperti dikutip dari
BBC, Sabtu (1/8).
Presiden Andrés Manuel López Obrador mengumumkan rencana bertahap untuk mencabut karantina wilayah yang telah dilakukan pada Mei lalu. Pencabutan dilakukan demi menjalankan lagi roda ekonomi. Namun, para kritikus mengatakan Obrador terlalu lamban menerapkan tindakan karantina wilayah dan sekarang malah mencabutnya terlalu cepat.
Kurangnya respon terhadap wabah ini menjadi penyebab angka kematian yang tinggi.
Di ibu kota Meksiko City, ratusan ribu pekerja pabrik kembali bekerja pada pertengahan Juni. Beberapa bisnis yang tidak penting kemudian diizinkan untuk dibuka kembali pada awal Juli lalu.
Yang mengherankan, di tengah angka kasus yang menakutkan, Obrador, yang membuat marah beberapa ahli kesehatan karena menolak memakai masker di depan umum, mengatakan pada Jumat (31/7) bahwa Meksiko berencana menggelar perayaan Hari Kemerdekaan di Zocalo Square di ibu kota.
Acara yang akan diadakan pada 16 September itu adalah sebagai seruan bersejarah yang dikenal "El Grito". Obrador pada konferensi pers hariannya di Jumat pagi, mengatakan: "Menghadapi kesulitan, epidemik, banjir, gempa bumi, pemerintah yang buruk, kami selalu pergi keluar (untuk merayakan)," katanya.
Lopez Obrador menyalahkan organisasi-organisasi pers karena laporan kematian Meksiko naik secara global. Menurutnya, perhitungan yang adil adalah jumlah korban per kapita.
Virus corona bukan satu-satunya PR besar pemerintah Meksiko. Di tengah pandemik yang kian mengkhawatirkan, Meksiko juga memiliki pekerjaan berat lainnya, yaitu memerangi kartel narkoba yang tampaknya tidak terpengaruh wabah Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: